Teaching di SDN
Mosso, dilanjutkan dengan traveling ke Perbatasan RI-PNG di Skouw, Pesawat
dalam hutan di daerah Doyo dan terakhir ke Pantai Holtekam di Koya. Habis itu kembali
ke Abepura istirahat, makan malam dan karokean bersama beberapa tim
1000_guru_papua. Besok, masih ada sisa satu hari untuk berkunjung ke beberapa
destinasi wisata di Jayapura dan sekitarnya sebelum kembali ke Biak.
Teaching SDN Mosso
Baca juga : Traveling ke Perbatasan RI-PNG
Traveling ke Perbatasan RI-PNG
Paginya. Saya
dan Mas Arief (teman volunteer TnT #8)
menginap di salah satu tim 1000_guru_papua (Kang
Adjie), karena dia bekerja sehingga kendaraan beliau tidak bisa dipinjam,
jadinya kami harus mencari kendaraan untuk jalan-jalan. Kami menjelajah di om
google mencari tempat rental kendaraan. Ada beberapa pilihan, tetapi tidak
memungkinkan. Salah satu hal yang kami dapatkan saat menghubungi salah satu
rental kendaraan. Kami (Mas Arief yang
bicara) menghubungi nomor kontak yang tertera di website, seorang bapak
menjawab telfon. Dari pembicaraan tersebut seakan-akan bapaknya tidak percaya
kepada kami, kalau kami benar-benar wisatawan yang datang ke Jayapura. Malahan
dia nanya asal kami dan beberapa pertanyaan lainnya. Ujung-ujungnya tidak
berhasil juga. Menghubungi kontak yang lain, tetapi cuman sewa mobil (kalo pake mobil mubazir karena cuman kami
berdua), adapula motor sedang di pake. Tak ada pilihan lain untuk
menghubungi teman…
Naik motor pinjam
Baca juga : Jalan-Jalan ke Jayapura dan Sekitarnya Part 1
Untungnya Mas
Arief punya teman yang bersedia meminjamkan motornya kepada kami untuk
berkeliling. Kami pun memulai perjalanan jalan-jalan di Jayapura dan
sekitarnya. Mengunjungi destinasi wisata yang ada...
Tujuan pertama
kami ke salah satu destinasi wisata yang sedang booming saat ini, Telaga Emfote
atau yang lebih dikenal dengan nama Danau Love. Dinamakan demikian karena danau
ini menyerupai atau berbentuk hati, walaupun tak sempurna. Danau Love terletak
di Atabar, Ebungfau, Jayapura. Danau Love lebih dekat dari Sentani dibanding
Jayapura. Kalo mau ke Danau Love dari Jayapura harus ke arah Sentani.
Danau Love
Perjalanan kami
dari Abepura menuju ke arah Sentani. Melewati perkampungan, menelusuri Danau
Sentani, bertemu dengan pekerja jalanan, naik turun bukit dan lembah,
pemandangan perbukitan hijau kekuning-kuningan ala Papua menjadi teman selama
dalam perjalanan. Kami sempat singgah untuk mengabadikan momen tersebut,
berhenti di atas perbukitan dengan perpaduan Danau Sentani dan perbukitan.
Perbukitan disekitar Danau Sentani
Perjalanan
memakan waktu sekitar 2 jam-an, setidaknya perjalanan aman-aman saja karena
jalanan sudah tergolong baik bisa dilalui kendaraan. Kami sempat berhenti bertanya
ke warga arah ke danau, disamping itu kami mengandalkan om google maps untuk
sampai di Danau Love.
Sebelum memasuki
daerah danau dan masih lumayan jauh, kami memasuki perkampungan sekaligus pintu
gerbang danau, meskipun tak ada gerbang yang menyambut kami. Hanya ada tulisan
berukuran kecil, dimana tulisan tersebut menyampaikan kepada kami dan setiap
wisatawan yang berkunjung ke Danau Love untuk membayar retribusi sebagai tiket
masuk. Nah di sini tidak bayarnya tidak dihitung per kepala tetapi dihitung per
kendaraan untuk motor sebesar Rp. 20.000/unit dan untuk mobil Rp. 50.000/unit.
Ketemu papan biaya retribusi dan Bapak
Saat kami
memasuki wilayah tersebut tidak ada seorang pun yang berjaga. Kami hanya
melewati seorang bapak yang pulang dari kebun, memanggil-manggil. Kami berhenti
dan dia pun mengatakan untuk membayar uang sebagai tiket masuk Danau Love,
walaupun tidak ada tanda bukti masuk. Apa boleh buat kami harus membayar…
Kami melanjutkan
perjalanan… Sampai di jalan beraspal dan sesuai petunjuk dari om google maps,
kami harus belok kanan dengan jalanan yang tidak beraspal lagi hanya batu-batu
kecil, tetapi masih bisa dilalui kendaraan sampai di atas perbukitan.
Belok menuju jalan tak beraspal
Sampai di atas
bukit, kami hanya disambut oleh sebuah gazebo yang dibangun sebagai tempat
beristirahat bagi para wisatawan. Tak ada orang, tak ada seorang pun yang
berkunjung saat kami tiba, mungkin karena hari kerja. Tak banyak fasilitas yang
ada, hanya beberapa gazebo yang jaraknya lumayan jauh. Tidak ada tempat sampah,
papan nama, kamar mandi dan fasilitas pendukung wisata lainnya. Jadi tak perlu
diragukan lagi jika sampah berserahkan dimana-mana.
Disambut gazebo
Sebenarnya dari
atas bukit tempat kami berada, bentuk love dari Danau Love tidak kelihatan
jelas karena kurang tinggi. Mungkin ada spot yang pas untuk melihat bentuk
danau, tetapi kami tidak sempat untuk mencari. Mungkin sebaiknya dan kalo
memungkinakan bagusnya dibuat menara sehingga wisatawan bisa melihat secara
jelas bentuk danau dan setidaknya bisa melihat dari ketinggian pemandangan
perbukitan disekitar danau (menurut
pendapat saya saja).
Karena diburu
oleh waktu dan masih ingin mengunjungi tempat lain, kami bergegas setelah
mengambil beberapa foto sebagai dokumentasi kalo sudah pernah ke Danau Love.
Pemandangan Danau Love
Tulisan
berlanjut dipostingan berikutnya…..
0 Comments