Pulau Pasi
Biak memang tak
akan habisnya untuk dijelajahi. Destinasi wisata tersebar dimana-mana yang
beragam, ada wisata alam, wisata religi, wisata sejarah dan wisata bahari.
Wisata bahari di Biak tidak kalah dengan wisata bahari yang ada di daerah lain
di Indonesia. Biak memiliki pantai yang masih bersih dengan hamparan pasir
putih. Biak memiliki kepulauan yang tidak kalah indahnya dengan Raja Ampat,
bernama Kepulauan Padaido.
Kepulauan
Padaido terletak di sebelah tenggara Pulau Biak yang berbatasan langsung dengan
Samudra Pasifik, meliputi 2 Distrik, yakni Distrik Padaido dan Distrik Aimando.
Jumlah pulau sekitar 23-an dan hanya 8 yang berpenduduk yang lain pulau kosong
atau pulau yang hanya dimanfaatkan nelayan sebagai tempat singgah saat melaut.
Karena beberapa alasan, seperti untuk melestarikan sumber daya ikan dan
ekosistem, melindungi dan mengelola eksosistem perairan yang memiliki
keanekaragaman hayati, jadilah Kepulauan Padaido menjadi Kawasan Konservasi
Perairan Nasional, bernama Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Padaido.
Kawasan
Konservasi Perairan Nasional merupakan kawasan perairan yang dilindungi,
dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan
lingkungan secara berkelanjutan. Kawasan konservasi perairan terdiri dari
beberapa macam, salah satunya Taman Wisata Perairan (TWP) dengan tujuan untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan wisata perairan dan rekreasi. Tepatlah bila
Kepulauan Padaido menyandang status tersebut ditambah lagi keindahan baik di
bawah maupun di atas permukaan laut.
Beberapa
destinasi wisata dan hal yang dapat dilakukan saat berkunjung ke TWP Padaido,
seperti berenang, snorkeling, menyelam di Goa Bawah Laut Wundi (Wundi Cave),
menyelam bangkai kapal di Pulau Rasi, menikmati sunrise dan sunset,
menginjakkan kaki di hamparan pasir putih, berjemur atau sekedar melihat dan
turun tangan langsung melakukan kegiatan sehari-hari masyarakat, mollo
(menyelam) gurita dan kerang, asar (asap) ikan dan sebagainya.
Dengan banyaknya
jumlah pulau yang ada, tak mungkin untuk dapa mengelilingi dan bertandang di
setiap pulau hanya sehari saja. Makanya untuk menikmati TWP Kepulauan Padaido
harus menyiapkan waktu yang lama untuk dapat berkunjung atau memilih beberapa
hari untuk menginap di salah satu pulau dan esok, esok dan esok lagi bertandang
ke pulau lainnya sampai semua pulau dikunjungi. Inilah yang saya dan teman
lakukan (Ryon dan Kak Leman). Kami
memilih mengunjungi satu pulau selama 2 hari. Pilihan kami jatuh ke Pulau Pasi
tepatnya di Kampung Samberpasi. Pulau ini memiliki keindahan tersendiri dengan
hamparan pasir putih dan beberapa spot snorkeling dengan terumbu karang yang
masih bagus, ditambah lagi di kampung ini sedang ada pembangunan penginapan
dari Dinas Pariwisata Kabupaten Biak Numfor.
Karena waktu
tempuh yang cukup jauh sekitar 2-2,5 jam perjalanan dari Biak, jika menyewa
perahu pasti merogoh dompet. Jadilah untuk menghemat biaya, kami menumpang di
salah satu perahu nelayan yang akan menuju ke Pulau Pasi untungnya pas
keberangkatan kami merupakan hari pasar di Pasar Bosnik. Pagi-pagi saya dan
Maryon sudah menuju pasar untuk mencari perahu. Cukup sulit untuk menemukan
perahu yang dapat mengantarkan kami karena cuaca masih kurang bersahabat
sehingga nelayan yang menjajankan hasil laut dari pulau hanya sedikit.
Berkeliling pasar dan bertanya kesana kemari, bertemulah kami dengan seorang
bapak yang bersedia mengantarkan kami ke Pulau Pasi walaupun si bapak
tinggalnya di pulau sebelah (Pulau Mbromsi). Kami kembali ke kota untuk persiapan
keberangkatan.
Meluncur ke Pulau Pasi
Kembali ke Pasar
Bosnik menumpang di perahu nelayan sekitar pukul 13.20 kami berangkat
mengarungi lautan. Rencananya kami menginap selama 3 hari 2 malam di Kampung
Samberpasi, Pulau Pasi mumpung lagi libur. Perjalanan memakan waktu yang cukup
lama karena cuaca sedikit tidak bersahabat sekitar pukul 16.00. Memasuki Pulau
Pasi dari kejauhan terlihat hamparan pasir putih seolah menyambut kedatangan
kami dengan pepohonan di salah satu sisi pulau. Sebelumnya saya sudah pernah
menginjakkan kaki di Pulau Pasi, tetapi di sis pulau yang berbeda tepatnya di
Kampung Pasi walaupun hanya singgah sebentar dan melanjutkan perjalanan ke
pulau lainnya.
Sampai di
pinggir pantai kami menurunkan barang dari perahu, memberikan sedikit uang
sebagai ongkos perahu, selanjutnya perahu yang kami tumpangi melanjutkan
perjalanan ke Pulau Mbromsi. Kami menuju ke rumah Bapak Kepala Sekolah SD yang
ada di Kampung Samberpasi karena masih ada hubungan keluarga dengan Ryon. Bercerita
sebentar, bertemu dengan kepala kampung untuk meminta izin serta mendirikan
tenda yang telah saya bawa.
Keseruan anak-anak Kampung Samberpasi
Makan malam kami
disuguhi makanan dari Bapak Kepala Sekolah ditambah makanan yang telah kami
beli dan masak dengan kompor portable yang kami bawa dari kota. Malamnya
menginap di tenda, karena suhu di dalam tenda panas, saya pun memilih untuk
tidur di luar menggunakan lazybag, setelah suhu di dalam tenda terasa nyama
untuk tidur barulah saya masuk. Tidur di dalam tenda awalnya alam mendukung,
tetapi menjelang subuh angin kencang datang, kami harus menggeser tenda ke
tempat yang lebih terlindung. Bapak kampung pun ikut terbangun, khawatir tenda
kami bermasalah, mengajak untuk tidur di salah satu penginapan. Tetapi kami
tetap bertahan tidur di tenda hingga pagi hari, tenda tetap berdiri kokoh.
Pagi harinya
sarapan. Lanjut, menikmati keindahan pulau dengan snorkeling di sekitar
dermaga. Anak-anak pun tak kalah serunya ikut berenang. Beberapa spot
snorkeling yang tepat di sekitar dermaga karena kondisi karang masih bagus.
Puas berenang, kami kembali ditawari makan.
Snorkling
Sehabis makan
dan membersihkan diri. Kami melanjutkan kegiatan dengan berkunjung ke sisi lain
pulau, tepatnya di Kampung Pasi. Jalanan penghubung kampung di Pulau Pasi
tergolong bagus, sebagian sudah di aspal dan sebagian lagi dalam proses
penyelesaian dan nantinya akan dibuat jalan lingkar pulau. Dengan berjalan
kaki, kami menelusuri jalanan menuju Kampung Pasi. Jaraknya lumayan jauh
sekitar 3 km, tetapi kaki kami terus melangkah hingga akhirnya tiba.
Jalanan di Pulau Pasi
Tak ada tujuan
yang pasti, hanya sekadar jalan-jalan. Kami menuju dermaga yang ada di Kampung
Pasi. Terlihat anak-anak sedang sibuk memancing ikan dengan alat pancing
seadanya. Hanya menggunakan tali nilon yang dililit di kaleng ataupun di bambu
dengan umpan dari irisan kecil ikan-ikan yang telah dipancing. Terlihat
keseruan mereka memancing dan sepertinya mudah saja bagi mereka mendapatkan
ikan. Saya pun mencoba meminjam pancingan. Ternyata tak semudah yang terlihat,
mungkin ada trik khusus untuk bisa mendapatkan ikan dengan cepat. Sudah berkali-kali
saya mencoba bahkan umpan sudah habis, tetapi saya belum mendapatkan ikan
walaupun hanya secuil. Tetap sabar menunggu, pasti berhasil. Alhasil saya pun
beruntung, seekor ikan tersangkut di kail saya walaupun ukurannya terbilang
kecil, tetapi setidaknya saya berhasil. Saya kembali mencoba, tetapi belum
bertambah-tambah. Karena sudah merasa jenuh saya berhenti, mengembalikan
pancingan. Kami pun kembali ke sebelah, Kampung Samberpasi.
Asik memancing
Sorenya, kami
hanya nongkrong di dermaga, beristrahat sambil menunggu sunset.
Menikmati sunset
Malamnya, kami
kembali diajak makan oleh Bapak Kepala Sekolah. Menu kali ini special, Ikan
Bakar. Sebelumnya bapak kepala sekolah telah memancing ikan disekitar perairan
pulau. Katanya hasil tangkapan tak seberapa karena kondisi kurang mendukung,
padahal kalo di lihat lumayanlah. Kami bantu mengipas, mengoles dan memanggang
ikan. Setelah matang kami pun menikmati bersama-sama. Disinilah kebersamaan dan
keakraban terjalin.
Setelah makan
malam, kami menuju dermaga menikmati malam. Karena disekitar dermaga terlihat
banyak ikan. Kami pun meminjam pancingan pak kepala sekolah untuk memancing.
Karena umpan tidak ada, beberapa teman pulau terlebih dahulu mencari umpan di
sekitar perairan. Umpan sudah ada, kami pun memancing. Seperti sebelumnya, memancing
tidaklah semudah yang terlihat. Butuh kesabaran untuk mendapatkan ikan.
Untungnya saya berhasil mendapatkan seekor ikan dengan ukuran yang tak
seberapa. Setidaknya ada hasil walaupun cuman satu ekor daripada tidak sama
sekali. Kami masih memancing beberapa saat, akan tetapi belum ada perkembangan
hasil tangkapan, kami pun menyudahi memancing.
Bakar-bakar ikan
Kembali ke tenda
untuk beristriahat. Malam kedua menginap di Pulau Pasi dengan menggunakan
tenda, alam mendukung sampai pagi hari. Hanya rintik-rintik saat dini hari
itupun hanya sebentar. Masalahnya ada di nyamuk. Berusaha untuk tidur, tetapi
tetap tidak bisa. Gigitan dan suara nyamuk mengganggu, saya pun beberapa kali
bangun dan berusaha untuk membunuh nyamuk satu per satu. Setelah kondisi dalam
tenda mendukung, barulah saya bisa tidur. Padahal harus bangun cepat-cepat
untuk kembali ke Kota Biak.
Paginya… Bangun,
membereskan tenda dan bersiap-siap untuk kembali. Kami kembali menumpang ke
perahu nelayan yang akan menuju ke Pasar Bosnik untuk menjual Kopra dan hasil
tangkapan berhubung hari ini hari pasar. Kami pamit ke bapak kepala sekolah dan
kepala kampung serta masyarakat sekitar yang telah menerima dan membantu kami
selama berada di Pulau Pasi, tepatnya di Kampung Samberpasi. Harus kembali
kesini lagi.
Disambut sunrise
Perahu yang kami
tumpangi perlahan-lahan meninggalkan bibir pantai Kampung Samberpasi menuju ke
Kota Biak. Cuaca sangat mendukung, ombak tidak terlalu besar dan langit cerah
secerah hati yang sudah mengunjungi Kampung Samberpasi. Beberapa jam
perjalanan, perahu yang kami tumpangi bersandar di pasar, kami tiba dengan
selamat. Berterima kasih dan memberikan ongkos tumpangan ke bapak yang
perahunya telah bersedia menjadi tumpangan kami dan kami kembali ke tempat kami
masing-masing.
Tips saat
berkunjung ke Kampung Samberpasi ataupun Pulau yang ada di TWP Padaido : Waktu keberangkatan,
usahakan pilih waktu yang tepat saat cuaca mendukung (sekitar bulan Maret ke
atas); Hemat transportasi, karena belum transportasi regular menuju Padaido untuk
berhemat bisa menumpang di kapal nelayan walaupun tetap mengeluarkan ongkos
tumpangan tetapi setidaknya lebih murah daripada menyewa perahu; Hari
keberangkatan, Berangkat pada hari pasar (Selasa, Kamis atau Sabtu);
Penginapan, bisa menginap di rumah warga atau bawa tenda sendiri; Makanan
selama di Pulau, tak perlu khawatir jika pulau yang dituju berpenduduk bisa
makan di rumah warga (bawa dana ekstra) atau masak sendiri dengan membawa
peralatan dari kota; Bawa Peralatan Snorkling, karena tujuan kita adalah wisata
bahari, wajib untuk membawa peralatan tersebut (masker, snorkel dan fins) untuk
melihat keindahan bawah laut TWP Padaido; Menjadi Wisatawan bertanggungjawab,
jangan merusak lingkungan, jangan membuang sampah sembarang dan tetap jaga
kelestarian lingkungan.
Galeri Kampung Samberpasi
7 Comments
Indahnya, masih alami sekali ya Mas
ReplyDeleteD bilang alami sih gak jga... Kena sdh ada yg rusak gara2 alat tangkap yg tdk ramah lingkungan 😬😢😥
DeleteIya mbak... Klo k Biak ini salah satu destinasi wisata yg patut dkunjungi... Masuk ke dalam kawasan konservasi perairan nasional Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Padaido 😊😊😊
ReplyDeleteDari dulu aku selalu pengen bikn tenda di atas pasir di pinggiri pesisir. sampe sekarang belum kesampean
ReplyDeleteHahaha... Harus itu mas klhtan seru... Rumah.x jauh dari pantai yak ???
DeleteKan.. Lazybag nya kembaran.. hahaha..
ReplyDeleteJadi kangen pantai.. :(
Hahaha... Jangan2 tempat beli sama... Harga.x pun sama.... 😂😂😂
DeleteAyo ke pantai mbak 😊😊😊