World Clean Up Day 2019 : Bersih dan Damai

Biak, Papua - Halo semuanya.... Akhirnya bangun lagi setelah sekian lama tidur, Akhirnya muncul lagi setelah lama tenggelam... Kali ini saya akan menulis tentang salah satu kegiatan yang saya ikuti bulan ini, salah satu kegiatan yang menurut saya sangat penting dan perlu perhatian untuk dilakukan. Apa itu ??? Langsung saja.
Sebagian Dari Relawan

Biak, Papua - Sabtu, 21 September 2019 bertempat di Pantai Tip Top, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua berkumpul sekitar 300-an orang dari berbagai latar belakang dan umur untuk melakukan sebuah aksi yang bernama World Clean Up Day 2019.

World Clean Up Day merupakan program aksi sosial berupa gerakan bersih-bersih terbesar di dunia yang dilaksanakan serentak di 157 negara yang bertujuan untuk memerangi masalah sampah. WCD sendiri digalakkan oleh Let's Do It World yang didirikan pada tahun 2014, merupakan suatu gerakan di Estonia yang memiliki komitmen untuk membebaskan bumi dari masalah sampah. Indonesia termasuk pemrakarsa asal Asia, disamping itu dari Eropa, Amerika, Afrika dan Oseania. Let's Do It Indonesia berdiri pada Tahun 2014.  Pada tahun 2018, pelaksanaannya pada 15 September 2019. Hasilnya Indonesia berada pada urutan pertama jumlah relawan yang terlibat sebanyak 7,6 juta dengan sampah yang berhasil dikumpulkan seberat 14,8 juta kg. Angka yang fantastik untuk jumlah relawan dan angka yang memilukan untuk jumlah sampah yang ada.

Nah pelaksanaan tahun ini bertepatan dengan Hari Perdamain Dunia dengan mengusung tema "Clean Up for Peaceful Indonesia" dengan harapan bahwa aksi ini menjadi momentum persatuan Indonesia dengan cara gotong royong tanpa melihat perbedaan latar belakang yang kita miliki untuk menciptakan Indonesia yang bersih dan damai.

Hal ini menjadi pelajaran dan harapan semua umat khususnya kita yang berada di Indonesia. Mengingat akhir-akhir ini berbagai persoalan muncul akibat dari beberapa orang yang kurang bertanggung jawab dan dampaknya meluas ke berbagai daerah. Masalah perbedaan latar belakang, menjadi pemicu perpecahan di antara kita. Memang kita bangsa yang besar dan tersebar di berbagai penjuru Indonesia, menempati pulau-pulau yang berbeda menjadikan kita kaya akan perbedaan. Perbedaan bahasa, perawakan, agama dan sebagainya, tetapi apakah dengan perbedaan ini kita akan terpecah belah. Saya rasa dari sinilah kekuatan kita sebagai bangsa Indonesia. Memperlihatkan kepada dunia bahwa walaupun kita memiliki berbagai latar belakang yang berbeda, tetapi kita tetap satu dan akan tetap bersatu. Harusnya kita saling menghormati dan menghargai serta saling menopang satu sama lain.

Kembali ke topik yak...

Jargon tahun ini #kami13juta dengan harapan bahwa relawan yang terlibat lebih banyak lagi dan bisa mencapai 13 juta orang relawan. Hal ini bisa saja tercapai yang penting ada kerjasama diantara kita, ajak kenalan dan orang disekitar, promosi lewat media sosial sampai roadshow yang dilakukan ke beberapa tempat, seperti sekolah dan kampus. 

World Clean Up Day 2019 di Provinsi Papua salah satunya berlokasi di Pantai Tip Top, letaknya yang tidak jauh dari kota menjadikan pantai ini sebagai tempat berlabuh perahu dan speed berbagai ukuran dan bentuk berada disini, baik milik pemerintah maupun masyarakat. Pantai ini pun menjadi tempat berbagai aktivitas masyarakat. Tak bisa dipungkiri bahwa pantai ini pasti memiliki banyak sampah. Walaupun demikian sampah yang ada bukan semata-mata dari masyarakat sekitar, tetapi dari luar. Mengingat topografi pantai yang dangkal, sehingga ketika pasang, sampah yang dari luar (laut) akan terbawa ke pantai dan setelah surut sampah-sampah akan tertinggal dan menumpuk. 

Sekitar pukul 14.00 kegiatan dimulai, terlebih dahulu registrasi ulang peserta yang telah mendaftar maupun peserta yang baru mendaftar. Sedikit informasi bahwa pendaftaran relawan WCD 2019 bisa dilakukan secara online melalui indorelawan.org dan offline melalui panitia. Relawan yang sudah mendaftar akan mendapatkan gloves. Setelah kurang lebih 1 jam, registrasi ulang peserta ditutup. Relawan yang terlibat sebanyak 380 orang. Pastinya dari latar belakang yang berbeda, seperti instansi pemerintah, TNI, Polri, anak kuliahan, anak sekolah, komunitas, pramuka dan masyarakat umum. Wahhhh..... luar biasa antusias orang-orang yang ada di Biak, orang-orang yang masih peduli soal lingkungan, orang-orang yang memiliki keinginan untuk beraksi dalam pembersihan lingkungan dari sampah... Mantap. Biak memang tra kosong.

Pembukaan diawali dengan doa, kemudian menyanyikan Indonesia Raya, sambutan dari pihak pemerintah dan panitia. Intinya bahwa pemerintah sangat senang dan mendukung adanya kegiatan seperti ini. Panitia menyampaikan, kegiatan ini dilakukan serentak di seluruh dunia dan Biak salah satunya, dipilihnya Pantai Tip Top karena pantai ini menggambarkan wajah Kota Biak, setidaknya butuh dan harus dilakukan pembersihan wajah terlebih dahulu kemudian berlanjut ke bagian yang lain serta ucapan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung serta relawan yang berpartisipasi.
Pembukaan

Relawan dibagi ke dalam beberapa tim yang kemudian disebar ke beberapa titik yang sudah ditentukan panitia. Setiap tim dilengkapi dengan beberapa karung yang dijadikan sebagai wadah sampah. Karung yang dipakai sudah diberi label jenis sampah, sehingga sampah dipisahkan sesuai dengan jenisnya. Jenis sampah tersebut, Sampah Organik berupa sampah daun, buah dan sayuran; Sampah Anorganik, berupa botol plastik, kaleng bekas minuman; Sampah Non-Organik Berbahan Kertas, meliputi kardus, kotak nasi, tempat tisu dan buku bekas; Sampah B3  (Bahan Beracun dan Berbahaya), seperti botol oli, baterai bekas, bekas tinta dan obat nyamuk; Sampah Residu Plastik, contohnya kresek, permen karet, pempers dan pembalut, dan sebagainya. Pembagian seperti ini untuk memudahkan dan melihat sampah yang paling banyak adalah jenis apa.

Sekitar kurang lebih 3 jam, relawan bergotong royong untuk membersihkan lokasi Clean Up Day. Ada yang di pinggir jalan, di pinggir pantai bahkan ada yang turun ke dalam air untuk membersihkan. Saluteeee buat relawan... Selanjutnya sampah yang telah terkumpul ditimbang...



Aksi World Clean Up Day 2019

Tahukah kalian sampah yang berhasil dikumpulkan ? Ini diluar perkiraan, sebanyak 3,8 ton sampah terkumpul dalam aksi ini. Mulai dari botol kaca, kain, daun-daun, pempers, botol oli, botol plastik dan masih banyak lagi. Terlihat dari kondisi sampah-sampah tersebut, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan sampah sudah lama berada di tempat ini, menumpuk dan tertimbun. Sampah berukuran kecil pun ada, serpihan-serpihan dan kepingan-kepingan sampah.
Sampah Ditimbang

Sampah yang telah ditimbang kemudian diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Aibyowki, Biak oleh mobil angkut sampah Dinas Lingkungan Hidup.
Pengangkutan Sampah

Hari ini, dalam cara World Clean Up Day 2019 kita bisa bersama-sama turun tangan, baik pihak pemerintah, pihak swasta, anak sekolah, anak muda, komunitas dan berbagai latar belakang tanpa memandang perbedaan memiliki satu tujuan untuk lingkungan yang lebih bersih dan bebas sampah. Aksi ini menujukkan pada dunia bahwa inilah kepedulian kita terhadap masalah lingkungan, secara khusus masalah sampah. Sampah ada karena manusia ada, sampah dimana-mana karena manusia kurang kepedulian dalam penanganan sampah, menghasilkan banyak sampah dan membuang sampah di sembarang tempat, sesuka hati. Harapannya, kegiatan hari ini bukan yang terakhir, tetapi awal dari kita untuk lingkungan. Aksi ini tidak berhenti disini dan tidak berhenti di kita, tetapi kita bisa tularkan kepada orang di sekeliling kita. 

#worldcleanupday #worldcleanupday2019 #kami13juta


Hasil Yang Terlihat
Before

After

Post a Comment

0 Comments