Sehabis Cerita dari Prajabatan (Seminar Hasil dan Penutupan) di
Sukamandi, esoknya saya dan seorang teman (Mas Ulung) berangkat menuju Bandung
menggunakan bus dari Cidopo. Perjalanan disekitar 4 jam, selama perjalanan
sebagaian besar yang saya lakukan adalah tidur di atas bus. Sampailah kami di Terminal
Bus Leuwi Panjang, suasana tidak terlalu ramai. Dari sini, kami melanjutkan
perjalanan ke tempat penginapan yang sebelumnya telah saya cari di om google
menggunakan ojek online. Namun di tengah perjalanan, motor yang saya pakai
bermasalah (ban bocor), sementara
teman saya sudah duluan. Berbekal om maps saya menuju penginapan dengan
berjalan kaki mengingat jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat saya berhenti
sekaligus berhemat walaupun tak seberapa.
Sekitar
10 menit, tibalah saya di penginapan “Araya Huis Homestay”. Sebelumnya teman
saya sudah check in kamar dan kami memilih kamar yang cukup murah seharga Rp.
100.000/malam, pertimbangan hanya untuk menginap semalam dan sekali lagi
berhemat. Kamar yang kami pesan hanya terdiri dari 1 kasur, jadinya kami harus
share kasur…. Letak Homestay ini di Jalan Belakang Pasar, Kebon Jeruk, Andir.
Setelah
beristirahat sejenak, kami pun memulai perjalanan kami di Bandung. Tujuan
pertama kami adalah Farm House, salah satu wisata yang saat ini sangat popular
di Bandung. Mengingat karena waktu sudah sore dan jika kami naik kendaraan umum
alias angkot mungkin kami masih dalam perjalanan Farm House sudah tutup, maka
kami menggunakan ojek online. Letaknya yang di daratan tinggi, maka tanjakan
dan udara yang sejuk ditambah hujan rintik-rintik menemani perjalanan kami.
Sekitar 30 menit perjalanan, sampailah kami di Farm House
Petunjuk Arah Farm House
Memasuki
gerbang, kami membayar tiket seharga Rp. 20.000/orang. Tiket ini mungkin
tergolong sedikit mahal, tetapi jangan terlalu kepikiran karena ternyata tiket
ini bisa di tukar dengan pilihan menu yang telah disediakan pihak pengelola.
Kalau haus ada susu (pilihan rasa
original, strawberry dan cokelat) atau kalau lapar ada sosis. Tinggal
kalian mau yang mana, pilih salah satunya tidak boleh dua-duanya. Kalau mau
tambah ada tempat yang memperjualbelikan susu dan sosis di sekitar lokasi.
Susu hasil tukaran tiket
Sehabis
menukar tiket tersebut, kami menyusuri setiap sudut Farm House. Beberapa spot
yang ada di tempat ini, seperti
Gembok Cinta. Spot ini menyerupai jembatan tanpa
sungai ataupun aliran air hanya berupa pagar besi, dimana pada jala-jala besi
tersebut bergantungan gembok dengan berbagai ukuran, bentuk dan warna serta
tulisan. Diberi nama Gembok Cinta karena
gembok yang tergantung di jembatan tersebut tidak dipasang oleh sembarang orang
atau pengelola, namun dipasang oleh pengunjung yang datang bersama pacara atau
pasangan. Berharap ketika memasang gembok tersebut, cinta mereka akan tergembok
untuk selama-lamanya. Karena kami tidak membawa pasangan dan terlebih saya pun
belum punya pasangan, sehingga tidak memasang gembok dan hanya berfoto-foto.
Iya… Gembok yang terpasang tersebut tidak di bawa oleh pengunjung dari rumah
masing-masing, tetapi ada sebuah bangunan di sekitar jembatan ini yang dibuat
oleh pengelola yang menyediakan gembok bagi para pengunjung yang berminat untuk
menggembok cinta mereka (harga setiap
gembok lupa)
Gembok Cinta
Rumah Kurcaci. Salah satu icon favorit di Farm
House, Jika kita pernah nonton film The Hobbits, melihat tempat tinggal mereka.
Tidak jauh berbeda dengan bangunan yang ada di Farm House. Dengan tinggi rumah
yang tak seberapa, pintu berbentuk bulat dan atap ditumbuhi tanaman serta di
depan rumah tergantung dua buah lentera. Yang membedakan, hanya salah satu atap
dari rumah kurcaci yang ada terdapat tiga patung rusa yang terbuat dari kayu
berdiri kokoh. Sayangnya waktu kami berkunjung rumah kurcaci tersebut terkunci.
Rumah Kurcaci
Kebun Binatang Mini. Di dalam Farm House juga terdapat
kebun binatang mini. Nama ini saya beri sendiri karena terdapat beberapa hewan
yang di pelihara, seperti ayam, burung, domba dan sapi, nama aslinya saya
kurang tau ataupun tak bernama.
Kebun Binatang Mini
Bangunan Ala Eropa. Selain rumah kurcaci, bangunan di
Farm House memiliki desain ala Eropa yang dirancang sedemikian rupa sehingga
terlihat unik dan menarik.
Bangunan ala Eropa
Restoran dan Cafe. Tak perlu cemas dan takut untuk
lapar dan haus, di sini terdapat beberapa restoran dan café yang menyediakan
makanan dan minuman mulai dari khas Indonesia sampai makanan luar negeri.
Taman. Tak meninggalkan kesa alaminya, Farm
House dilengkapi dengan taman yang ditumbuhi tanaman dengan bunga-bunga yang
indah dan berwarna. Sehingga menambah estetika tempat ini.
Taman
Plant Shop. Jika anda penggemar dunia tumbuhan
dan suka memelihara tanaman, tak ada salahnya jika berkunjung ke salah satu
sudut Farm House. Plant House, salah satu tempat untuk membeli ole-ole selain
makan dan minuman serta pernak-pernik lain. Tersedia beberapa tanaman yang
terlihat unik, dari ukuran mini sampai yang besar dengan pot yang di design
sedemikian rupa sehingga menambah nilai seni dari tanaman ini.
Plant Shop
Setelah
berkeliling Farm House dan sudah mulai gelap, kami melanjutkan perjalanan
dengan angkutan umum. Tujuan selanjutnya, mencari makan malam. Karena kami
orang baru, maka kami tak tahu tempat yang biasanya menjadi tempat nongkrong
dan makan di Bandung. Karena biasanya di area sekitaran kampus pasti banyak
tempat makan, sehingga pilihan kami jatuh ke kawasan sekitar Institut Teknologi
Bandung (ITB). ITB sendiri merupakan salah satu perguruan tinggi unggulan di
Bandung bahkan di Indonesia. kami menikmati makan malam….
Institut Teknologi Bandung (ITB)
Sehabis
itu, kami kembali ke penginapan untuk beristrahat menggunakan mobil online.
Mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan petualangan hari kedua dan terakhir di
Bandung.
Tulisan
petualangan part 2 di Bandung akan saya ceritakan di postingan selanjutnya..
So
don’t miss it.
0 Comments