Memasuki Pesona Goa Batu Cermin, Labuan Bajo

Labuan Bajo, NTT - Ternyata Labuan Bajo tidak melulu soal laut dan pulau. Ada sebuah destinasi wisata yang jauh dari pesisir, sebuah wisata yang berada di darat dan menjadi salah satu destinasi yang wajib dan patut untuk dikunjungi selama berada di Labuan Bajo.

Setelah mendaki Bukit Cinta, melihat pemandangan perbukitan nan hijau dan laut nan biru. Kaki saya pun kembali melangkah untuk menelusuri destinasi di daratan Labuan Bajo sebelum mengikuti Trip Komodo esok hari. Tujuan saya selanjutnya, menuju Batu Cermin, salah satu destinasi yang tidak boleh dilewatkan.
Welcome to Batu Cermin

Masih bersama dengan motor matic seorang diri, saya tancap gas. Bermodalkan google maps, saya menuju Batu Cermin dengan mantap dan berharap tidak nyasar. Perjalanan dari Bukit Cinta ke Batu Cermin, lumayan nyaman dan aman karena jalanan rata tidak ada tanjakan dan penurunan. Sekitar 20 menit, saya tiba di gerbang Batu Cermin.

Sekilas tentang Batu Cermin dari berbagai sumber bahwa Batu Cermin merupakan terowongan yang memiliki luas sekitar 19 hektar dengan tinggi sekitar 75 meter, terletak di Bukit Batu, Labuan Bajo. Dinamakan Gua Batu Cermin karena cahaya matahari yang masuk melalui dinding gua kemudian memantulkan cahaya sehingga terjadi relfeksi cahaya kecil ke area lain dalam gua sehingga terlihat seperti cermin. Stalagtit dan stalagmit akan berkilau ketika terkena cahaya. Inilah sebabnya masyarakat sekitar menyebutnya Gua Batu Cermin.

Setelah parkir motor, sebuah papan bertuliskan Batu Cermin akan menyambut wisatawan. Setelah itu melakukan pembayaran tiket masuk. Kemudian melanjutkan berjalan kaki beberapa meter untuk benar-benar tiba di mulut goa.

Nah berhubung karena saya seorang diri dan saat itu juga tidak ada wisatawan yang berkunjung bersamaan dengan saya, saya tidak berani untuk masuk ke dalam goa. Saya hanya melihat goa dari luar, berupa bebatuan yang menjulang tinggi. Saya sempat mengambil gambar dari luar goa, kemudian saya kembali dan beristirahat sejenak. Harapannya  ada wisatawan yang datang sehingga saya bisa numpang untuk masuk ke dalam goa. Harapan itu pun terkabul, saat istirahat ada rombongan wisatawan ditemani dengan guide yang menuju ke arah goa. Kesempatan tersebut pun tidak saya lewatkan, saya pun menyusul dari belakang seolah-olah termasuk dari rombongan tersebut.
Menuju goa

Di depan pintu masuk goa, pengelola menyediakan helm untuk keselamatan wisatawan dan itu harus dipakai untuk mengurangi resiko pada saat di dalam goa. Memasuki goa, harus jongkok dulu karena lorong yang sempit akibat dari batuan stalaktit. setelah perjuangan melewati lorong sempit, tibalah di ruangan yang cukup besar, disini terdapat fosil yang menyerupai penyu yang terletak di langit-langit goa.

Penelusuran terus berlanjut, hingga sampai di lokasi yang menjadi alasan nama dari goa ini, Batu Cermin. Di ruangan yang lumayan besar, cahaya matahari langsung masuk ke dalam goa melalui celah bebatuan sehingga akan terlihat terang karena ada pantulan cahaya. Sehingga walaupun saat berfoto tanpa bantuan flash, hasilnya akan tetap terang.
Tersedia helm bagi pengujung

Setelah penelusuran dalam goa selesai, saya pun keluar termasuk rombongan yang saya ikuti. Saya masih berjalan mengelilingi goa, menaiki anak tangga yang dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan traking yang dibangun di celah-celah bebatuan. Kemudian setelah puas, saya kembali ke penginapan.
Celah bebatuan 

Batu Cermin membuktikan bahwa Labuan Bajo bukan hanya tentang wisata bahari, termasuk wisata pantai dan bawah laut ataupun tentang komodo. Tetapi juga wisata alam termasuk wisata sejarah yang jauh berhubungan dengan air. Batu Cermin menjadi pilihan wisata yang patut untuk dikunjungi dengan bebatuan yang menjadi daya tarik.  
Goa Batu Cermin

Perjalanan sebenarnya di Labuan Bajo akan berlanjut besok, bertemu Komodo.


.................................................. to be continued ..................................................

Post a Comment

0 Comments