Biak Peduli Lingkungan Menyambut HPSN 2019

Biak, Papua - Hari ini tanggal berapa ? Tanggal 21 Februari kan ?


Ada yang tau gak 21 Februari diperingati sebagai hari apa ? Nah dari kalender nasional, 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Dari beberapa sumber HPSN dipicu oleh adanya tragedi longsornya sampah di TPU Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada tanggal 21 Februari 2005 yang menelan banyak korban, merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa. Dari tragedi tersebut Kementerian Lingkungan Hidup mencanangkan 21 Februari 2006 sebagai HPSN yang pertama kali.

Berbicara mengenai sampah. Memang sudah menjadi masalah global terbesar yang sedang kita hadapi sekarang ini. Banyak yang berpikir bahwa tidak ada pengaruhnya jika saya membuang sampah sembarang, toh cuman satu orang saja. Nah, bayangkan jika semua penduduk bumi yang jumlahnya sekitar 7 milliar berpikiran yang sama. Dunia akan penuh dengan sampah dan akan melebihi jumlah manusia.

Bagaimana dengan Indonesia ? Menurut laporan penelitian yang diterbitkan oleh Sciencemag pada Februari 2015 bahwa Indonesia berada pada peringkat kedua dunia penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok.

Pernah tidak kita menghitung konsumsi sampah yang kita hasilkan dalam sehari ? Atau jenis sampah apa yang sering kita hasilkan ? Riset Greeneration sebagai non government organization yang mengikuti isu sampah bahwa satu orang Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun.

Apa dampak dari sampah yang ada ? Pernah dengar tentang ditemukannya paus di Wakatobi ? Salah satu dampaknya itu, bangkai paus ditemukan di Perairan Pulau Kapota, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, 19 November 2018. Kalian tau apa isi perutnya ? Ada sampah gelas plastik, botol plastik, kantong plastik, sendal jepit, karung nilon, tali rafia, dan sebagainya. 

Jadi apa yang harus kita lakukan ? Diawali dari kebiasaan dan kesadaran diri sendiri untuk sebisa mungkin meminimalisir penggunaan barang-barang yang bisa mengurangi sampah, tidak membuang sampah sembarang. Menggunakan totebag saat belanja, menggunakan tumbler dan tempat makan sendiri, menggunakan sedotan stainless dan sebagainya.

Selanjutnya butuh aksi untuk membuat gerakan membersihkan sampah yang sudah terlanjur mengotori lingkungan. Pantai dan laut menjadi salah satu sasaran empuk bagi keberadaan sampah, baik itu dari wisatawan, masyarakat yang sengaja membuang sampah sembarang ataupun terbawa oleh arus. 

Tepat hari Sabtu, 16 Februari 2019, menjadi sabtu yang berfaedah. Setidaknya bermanfaat untuk alam sekaligus menikmati alam itu sendiri. Berawal dari postingan seorang teman (charlydemkorwasekaligus pelopor di grup WA tentang kegiatan perdana dari komunitas Biak Peduli Lingkungan. Kegiatan ini dilaksanakan di Samber, Distrik Yendidori, Kabupaten Biak Numfor - Papua dan sekaligus untuk menyambut Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2019. 

Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 30-an orang yang terdiri dari pemuda Biak, masyarakat setempat dan anak-anak. Kegiatan diawali dengan penyampaian dari tim dan kepala kampung.

"Komunitas ini dinamakan Biak Peduli Lingkungan dengan visi menjadi pemuda-pemudi yang berwawasan, kritis dan proaktif dalam mewujudkan pelestarian lingkungan hidup yang berkelanjutan" sebut Yusuf Rumbiak salah seorang pelopor kegiatan ini.

Turut hadir dalam kegiatan ini Dinas Lingkungan Hidup Kab. Biak Numfor yang diwakili oleh Bapak Yensen. Beliau menyampaikan terima kasih karena sudah berinisiatif membantu karena sampah bukan hanya tanggung jawab DLH, tetapi tanggung jawab kita semua yang berada di Biak.

"Hari ini sebagai permulaan dan contoh untuk kegiatan kedepannya bisa terus berlanjut ke pantai yang lain" harapnya.


Kegiatan ini dilakukan dengan mengumpulkan sampah yang berada di pantai dan selanjutnya akan diangkut ke bank sampah yang ada di Biak. Beberapa sampah yang ditemukan, seperti popok bayi, jaring, kain, bungkusan plastik, botol plastik dan lain-lain. 

Biak Peduli Lingkungan menunjukkan bahwa, setidaknya masih ada pemuda/i yang peduli lingkungan. Peduli lingkungan itu tidak hanya lewat perkataan, tetapi butuh aksi nyata. 

Tong peduli lingkungan. Kalo kam ???

Post a Comment

0 Comments