Taman Renungan Bung Karno
Petualangan kali ini membawa saya ke
wishlist saya. Bukan hanya satu, tetapi sekaligus tiga wishlist yang sudah saya
tulis dan akan saya kunjungi. Berhubung
saya tinggalnya di Biak, Papua jadi kalo kemana-mana pasti harus mikir-mikir dulu,
apalagi masalah transportasi. Semua orang sudah tau apalagi para pejalan jika
ke maupun dari Papua, pasti pertimbangan pertama adalah transportasi.
Pilihannya hanya 2, via laut dengan biaya yang lumayan terjangkau tetapi butuh
waktu lama untuk nyampe ato via udara dengan biaya yang lumayan menguras dompet
tetapi nyampe cepat. Salah satu problem jalan-jalan di Indonesia, khususnya
bagi kami yang suka jalan-jalan dengan dompet tipis. Makanya banyak orang
beranggapan mendingan jalan-jalan ke luar negeri dibanding jalan-jalan ke
Papua. Ada benarnya juga. Namun Papua memang patut untuk dikunjungi, alam yang
masih alami serta adat istiadat yang terjaga.
Kita tinggalkan soal Papua dulu, kembali
ke wishlist saya. Nah wishlist saya kali ini akan mengunjungi beberapa
destinasi wisata di Flores. Siapa yang tidak kenal Danau Kelimutu yang memiliki
3 warna sehingga sering disebut Danau Tiga Warna yang ada di pecahan uang
kertas Rp. 5.000 zaman dulu, siapa yang tidak kenal dengan Rumah Adat Bena dan
Labuan Bajo, semua ada di Flores. Berhubung karena ada kegiatan kantor di
Kupang, NTT makanya saya memilih untuk berpetualang ke tempat-tempat tersebut.
Persiapan pun dilakukan, mulai dari membuat itinerary, membuat list tempat
wisata dan tiket masuk, penginapan, tiket pesawat, dan sebagainya dengan
pertimbangan jiwa backpacker. Cost yang keluar seminim mungkin, tetapi bisa
mengunjungi tempat semaksimal mungkin.
Bandar Udara El Tari, Kupang-NTT
Perjalanan pun dimulai, perjalanan dari
Biak – Makassar – Jakarta – Surabaya – Kupang. Berangkat dari Biak sekitar jam
11 pagi tiba di Kupang jam setengah 12 malam. Seminggu di Kupang mengikuti
kegiatan, setelah itu petualangan sesungguhnya pun dimulai. Perjalanan kali ini
saya lakukan seorang diri alias solo trip, berbekal keberanian dan persiapan
ditemani sebuah tas carieer saya pun melangkahkan kaki dengan mantap.
Pukul 06.15 pesawat NAM Air dari Bandar
Udara El Tari, Kupang mengantarkan saya menuju
Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman, Ende. Perjalanan sekitar 1 jam. Memasuki
wilayah Ende perpaduan antara lautan dan perbukitan serta pegunungan memanjakan
mata. Sekitar pukul 07.05 pesawat yang saya tumpangi mendarat mantap di runway
bandara. Sesuai dengan itinerary yang telah saya buat, saya akan bertemu dengan
seseorang untuk rental motor. Sebelum turun pesawat saya pun bertanya-tanya ke
beberapa orang mengenai angkutan di Ende dan tak lupa saya mengambil brosur dan
peta tentang Ende di bandara. Saya menelfon yang punya rental motor dan sepakat
untuk bertemu di tempat rental motor. Berbekal GPS, menunjukkan jaraknya tidak
terlalu jauh dari bandara sehingga saya memutuskan jalan kaki.
Bandar Udara Haji Hasan Aroeboesman, Ende-NTT
Pertama kali menginjakkan kaki di Ende
karena hari minggu jadinya terlihat sunyi, hanya beberapa kendaraan yang
berlalu lalang dan orang yang akan ibadah serta udara ternyata terasa panas,
kirain dingan. Perjalanan sekitar 10 menit tibalah saya di tempat janjian.
Menunggu beberapa menit, orang yang janjian dengan saya tak kunjung datang,
jadinya saya rental motor yang lain. Sesuai kesepakatan harga Rp. 100.000/hari
dan saya berencana menggunakannya ke Kelimutu salah satu wishlist saya. Sebelum
ke Kelimutu, saya akan jalan-jalan di sekitar Ende dulu. Destinasi pertama
adalah Taman Renungan Bung Karno, kembali berbekal GPS saya pun melajukan
motor, tetapi setelah jalan cukup lama tanpa bertanya sama orang. Saya pun
memasuki daerah yang saya rasa sudah nyasar. Saya putar balik dan menuju tujuan
yang sebenarnya.
Tugu di Kota Ende
Taman Renungan Bung Karno, patut dikunjungi jika berada di Kota Ende. Termasuk salah satu destinasi wisatawan
dan menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat Ende. Di taman ini terdapat
patung Bung Karno yang sedang duduk dan memandang ke arah laut. Terdapat pula
beberapa pohon besar yang berada di dalam taman ini. Merunut dari sejarah,
taman ini merupakan taman dimana Bung Karno merenung dan merumuskan Pancasila
sebagi ideologi bangsa. Selama 4 tahun dalam masa pengasingan dari tahun 1943 0
1938 di Ende Bung Karno menghabiskan waktunya di taman ini yang terletak di
pusat Kota Ende. Cikal bakal Pancasila memiliki jumlah 5 sila, muncul di taman
ini juga karena di sekitar tempat merenungnya Bung Karno terdapat pohon sukun
yang memiliki batang berjumlah 5. Sayangnya pohon sukun tersebut sudah mati,
tetapi pemerintah setempat mengganti dengan anakan pohon yang sama di lokasi
yang sama pula.
Taman Renungan Bung Karno
Saya melanjutkan perjalanan. Berkunjung
ke pantai yang entah nama pantainya apa. Mengelilingi kota Ende. Tujuan saya
selanjutnya adalah Rumah Pengasingan Bung Karno, sayangnya setelah tiba,
ternyata tidak buka karena bertepatan dengan hari raya. Saya pun kembali ke
taman perenungan. Nah disinilah saya bertemu dengan teman baru, namanya Kevin
yang masih berstatus mahasiswa. Bercerita sedikit tentang perjalanan saya dan
rencana saya untuk ke Kelimutu. Dia menawarkan saya untuk nginap di tempatnya,
karena kebetulan saya belum ada penginapan saya pun tak menolak tawaran ini.
Jadi rencana ke Kelimutu berubah, sebelumnya berangkat sekarang, jadinya
berangkat besok subuh dan Kevin bersedia untuk mengantar saya. Saya menuju
tempat dia beristirahat.
Rumah Pengasingan Bung Karno
Bertemu teman baru, Kevin
Pantai dengan pasir berwarna hitam
Taman Rendo
Malam harinya, kesempatan untuk
menikmati Ende di malam hari. Mencari makan sekaligus nongkrong. Tempat yang
kami tuju adalah Mokka Coffee, salah satu tempat nongkrong di Ende. Tapi karena
kami cari yang ada menu makanan berat, dan di tempat ini tidak ada. Kami pindah
dan cari yang lain, pilihan pun jatuh ke salah satu tempat makan (lupa
namanya).
Mokka Coffee
Jadinya makan disini
Habis makan balik dan beristriahat untuk
melanjutkan perjalanan esok subuh ke Danau Kelimutu.
1 Comments
Mau tanya tempat sewa motor di Ende donk kk
ReplyDelete