Menulis di blog memang rada-rada susah,
bukan hanya butuh cerita sebagai bahan dalam tulisan, tetapi butuh ketekunan
dalam menulis. Apabila sudah berhenti sekali saja menulis di blogg, perlahan-lahan
rasa malas menulis akan terbawa sampai susah untuk mengembalikan mood menulis.
Seperti yang saya alami beberapa bulan ini. Blog saya tidak pernah tersentuh
lagi oleh tulisan-tulisan yang tidak jelas… Hehehe (tulisannya belum
se-profesional penulis handal). Saat ini saya sedang berusaha untuk memulai
lagi….
Puasa menulis di blog sekitar 3 bulan
akhirnya saya kembali berusaha untuk mengembalikan semangat (dengan semangat 45) menulis. Tulisan
saya kali ini tak jauh-jauh, masih seputaran Biak. Setelah beberapa bulan
tinggal di Biak, salah satu kegiatan yang saya tunggu-tunggu dan ingin melihat
serta merasakan secara langsung datang juga, apalagi kalo bukan Festival Biak
Munara Wampasi. Kali ini saya akan membagi cerita dan informasi Festival Biak
Munara Wampasi sebagai salah satu kegiatan tahunan yang ada di Biak, bukan
hanya saya yang menunggu kegiatan ini, tetapi warga Biak Biak bahkan mungkin
orang-orang yang di luar Biak terlebih yang suka traveling dan suka dunia
wisata dan budaya dengan penuh antusias akan mengikuti setiap rangkaian
festival ini.
Indonesia tidak hanya terkenal dengan
alam yang menakjubkan. Perpaduan alam dan budaya yang dimiliki oleh Indonesia
menjadi nilai tambah dalam meningkatkan kunjungan wisatawan. Setiap daerah
memiliki alam yang berbeda dan pastinya budaya yang berbeda pula. Seiring
berkembangnya zaman, beberapa daerah di Indonesia melalui pemerintah setempat
mengemas acara-acara yang menitikberatkan pada alam dan budaya untuk lebih
menarik minat wisatawan dalam sebuah festival, sebut saja Toraja International
Festival di Toraja, Festival Danau Sentani di Jayapura, Festival Danau Toba di
Sumatera Utara, dan masih banyak lagi.
Biak sebagai salah satu daerah yang
terletak di Indonesia bagian timur tak ketinggalan untuk mengemas pariwisata
dalam sebuah festival untuk menarik wisatawan supaya berbondong-bondong datang
berkunjung ke Biak. Festival tersebut bernama Festival Biak Munara Wampasi atau
di singkat Festival BMW dan sudah masuk
ke dalam kalender nasional Kementerian Pariwisata. Tahun 2017 ini merupakan penyelenggaraan
kali ke 5 Festival BMW yang berlangsung selama 4 hari yakni 1 – 4 Juli 2017.
Munara Wampasi dalam bahasa setempat berarti air surut. Pemilihan waktu
pelaksanaan pada bulan Juli dirasa tepat karena menurut perhitungan masyarakat
setempat bahwa pada bulan tersebut air laut akan surut terendah.
Pembukaan Festival Biak Munara Wampasi
Pembukaan Festival ini dilaksanakan pada
Sabtu, 1 Juli 2017 bertempat di Nirmala Beach Hotel. Pelataran hotel yang
langsung berhadapan dengan laut menjadi pilihan pelaksanaan pembukaan festival.
Turut hadir dalam pembukaan Festival Biak Munara Wampasi, Ibu Yohana Yambise
selaku Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sekaligus membuka
festival, Ibu Esthy Reko Astuti selaku Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Nusantara, Bapak Thomas Alfa Ondy (Bupati Biak Numfor) dan Bapak Herry Naap
(Wakil Bupati Biak Numfor), Ketua DPR Kabupaten Biak Numfor dan beberapa kepala
SKPD lainnya.
Ini kali pertama saya mengikuti Festival
Biak Munara Wampasi. Pembukaan yang cukup meriah dan dihadiri bukan hanya
pejabat tetapi masyarakat Biak dari berbagai daerah datang untuk melihat secara
langsung pembukaan festival ini bahkan beberapa wisatawan yang berasal dari
luar Biak.
Salah satu hal yang menarik perhatian
saya adalah saat memasuki tempat pembukaan para tamu akan disambut oleh pukulan
tifa dari sekitar 800-an orang lengkap dengan kostum khas Papua. Bukan hanya
orang dewasa tetapi anak kecil, bukan hanya laki-laki tetapi perempuan pun
turut andil dalam pemukulan tifa. Menurut saya ini menjadi salah satu cara
untuk mempertahankan budaya yang ada.
Pemukul Tifa
Setidaknya terdapat tiga 3 rekor
tercipta dalam Pembukaan Festival Biak Munara Wampasi tahun ini, Pertama).
Penghargaan Dunia Official World Record Certificate sebagai Largest Traditional
Boat dengan ukuran 30 meter dan drum tifa terbanyak; Kedua). Penggagas Perahu
Tradisional Terbesar dan Drum Tifa dari Museum Rekor Indonesia (Muri); Ketiga).
Penyelengaraa Perahu Tradisional Terbesar dan Drum Tifa Dewan Kesenian Biak.
Perahu yang memecahkan rekor tersebut
merupakan perahu tradisional masyarakat Biak zaman dulu yang digunakan untuk
melaut. Terbuat dari kayu dengan dua layar ditambah penyeimbang di sisi kiri
dan kanan, perahu ini tidak menggunakan mesin tetapi menggunakan dayung. Namun
karena perkembangan zaman dan teknologi, perlahan-lahan perahu ini tidak
digunakan lagi. Sehingga untuk memperkenalkan kembali kepada khalayak umum
dibuatlah perahu tersebut dan ditampilkan dalam Festival Biak Munara Wampasi.
Tidak sampai disitu dalam pembukaan
Festival Biak Munara Wampasi ini ada beberapa penampilan yang mengangkat budaya
setempat, seperti “Tarian Wobe Kakaro” yang dibawakan oleh anak-anak muda dari
daerah Bakribo, bahkan ada penampilan “Tarian Lemon Nipis” dari Jayapura. Ada pula
penampilan artis lokal, Paduan Suara Remaja dan Pemuda Kabupaten Biak Numfor
yang akan mengikuti lomba Pesparawi Se-Tanah Papua di Kaimana, serta masih
banyak lagi.
Tarian Wobe Kakaro
Semarak pembukaan Festival Biak Munara
Wampasi Tahun 2017 tidak hanya dihadiri oleh masyarakat setempat tetapi
dihadiri oleh orang-orang penting, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat
setempat tetapi juga masyarakat luar biak, tidak hanya sekedar festival tetapi
lebih menonjolkan adat budaya setempat, tidak hanya festival semata tetapi pemecahan
tiga rekor sekaligus. Festival Biak Munara Wampasi bukan hanya acara seremonial
semata, tetapi untuk menunjukkan kepada orang diluar sana bahwa Biak memiliki
potensi pariwata yang unggul, baik budaya maupun alam yang dimiliki. Sehingga
dengan adanya festival ini maka wisatawan akan berbondong-bondong untuk datang
ke Biak, melihat dan merasakan secara langsung apa yang disuguhkan oleh Biak.
Tarian Lemon Nipis
Pembukaan Festival Biak Munara Wampasi
ini hanya segelintir dari cerita Festival BMW, cerita yang lain selama 3 hari
akan saya bagikan ditulisan berikutnya, jadi jangan ketinggalan, jangan lupa
komentarnya….
Salam dari Biak
Jangan lupa ke Biak
0 Comments