Perjalanan pun kami lanjutkan setelah
dari Batu Picah. Jalanan yang mendukung dan pastinya cuaca. Tak jauh dari
tempat wisata sebelumnya hanya sekitar 30 menit, kami sampai di Air Terjun
Wafsarak. Seperti Batu Picah, tak susah untuk menemukan lokasi air terjun ini
karena letaknya yang tak jauh dari jalan raya, ditambah papan bertuliskan
“Badan Pengelola Objek Wisata Bahari & Air Terjun WAFSARAK” berdiri di
pinggir jalan yang memudahkan para pengunjung. Air Terjun Wafsarak terletak di
Kampung Amoi, Distrik Warsa.
Gerbang Air Terjun Wafsarak
Memasuki kawasan air terjun, seperti
di Batu Picah tak ada pengelola yang menjaga pintu masuk sehingga kami tak
membayar alias free. Walaupun begitu, seharusnya beberapa pengelola diberikan
tugas untuk berjaga, setidaknya menyodorkan tiket masuk untuk mendukung
pengelolaan air terjun sekaligus menyediakan buku tamu yang nantinya digunakan
untuk melihat seberapa banyak wisatawan yang berkunjung tiap hari. Tapi itu
hanya harapan saya.
Jalanan menuju air terjun
Banyak pengunjung yang datang pada
saat kami berkunjung. Suasana ramai dan gemericik air menyatu terdengar di
telinga. Kami hanya melihat dan tak berenang. Melihat tingkah laku dari para
pengunjung, ada yang melompat dari air terjun, berenang, berfoto bersama,
selfie bahkan ada yang hanya datang duduk. Namun tak seperti kami.
Keseruan para pengunjung
Tak puas melihat semua itu, teman
mengajak saya untuk mengunjungi tingkatan 2 dari Air Terjun Wafsarak. Butuh
beberapa menit untuk berjalan kaki, terlihat disekitar alam yang sejuk. Ketika
sampai pemandangan yang berbeda terlihat di depan mata. Jika tadi sangat ramai
di tingkatan 1, disini sepi hanya kami berdua yang berkunjung. Tak ada orang
yang berenang, melompat dan berfoto. Airnya pun lebih jernih.
Melanjutkan perjalanan ke tingkat dua
Sebuah pohon yang tumbah bersandar di
dinding dan beberapa batang pohon tergeletak di dasar air terjun. Dasar air
terjun ini terlihat sempit dan dangkal, sehingga tidak memungkinkan para
pengunjung untuk melompat dan berenang. Mungkin ini alasan mengapa tingkatan 2
ini jarang dihampiri pengunjung ditambah lagi butuh perjuangan berjalan kaki
menelusuri aliran air terjun untuk sampai disini.
Pemandangan sekitar air terjun
Beberapa fasilitas yang ada di air
terjun ini, seperti gasebo dan tempat duduk. Toilet yang kondisinya tidak
terawat.
Fasilitas tak terawat dengan baik
Kami mengambil foto dan mencuci muka
tanpa berenang. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke salah satu tempat
wisata lainnya sebelum kembali ke Kota Biak.
0 Comments