Hari-hari berikutnya di Biak tak saya
sia-siakan. Menjelajah tempat wisata dan pastinya menarik untuk dikunjungi.
Waktu yang tepat untuk liburan hanya pada hari libur kantor (Sabtu dan Minggu)
atau hari raya lainnya. Itu pun kalau ada motor kantor, ada kemauan, dan cuaca
mendukung untuk jalan-jalan serta ada teman. Kali ini semua hal tersebut tersusun
dengan rapi. Petualangan pun di mulai...
Bersama dengan teman kantor (Agusto), kami pun memantapkan langkah
dan roda motor untuk menuju ke Batu Picah. Informasi destinasi wisata ini saya
dapatkan dari salah satu akun instagram yang memposting tempat wisata di Biak.
Dengan menggunakan motor, kami pun memulai perjalanan.
Jalan menuju Batu Picah
Jalanan menuju tempat ini sudah tergolong
bagus , jalanan sudah beraspal. Walaupun begitu, kita harus hati-hati saat
berkendara karena jika kita menabrak hewan ataupun manusia kita akan kena
sanksi adat. Setelah perjalanan sekitar 1 jam dari pusat Kota Biak, sampailah
kami di Batu Picah. Tidak susah untuk mendapatkan lokasi ini dikarena terletak
di pinggir jalan hanya beberapa langkah saja untuk tepat berada di dekat
pecahan air. Batu Picah persisnya berada di Kampung Sor, Biak Utara.
Memasuki wisata Batu Picah, sebuah
gerbang tanpa nama akan menyambut para pelancong. Tak ada orang ataupun pengelola yang menjaga
gerbang ini, hanya ada sebuah kotak papan yang ditempel tulisan diletakkan di
pinggir gerbang. Mungkin sebagai biaya parkir atau masuk. Kami memarkir motor
dan berjalan. Terdapat beberapa gasebo atau tempat duduk yang disediakan
pengelola sebagai tempat pengunjung beristirahat dan bersantai ria.
Gerbang Batu Picah
Gasebo
Gasebo
Sebuah kolam renang yang bersambungan
langsung dengan laut dan beralaskan pasir putih hanya dinding cor pada bagian dinding
bertingkat-tingkat yang membatasinya dengan darat. Sayangnya saat kami
berkunjung, air sedikit sekali. Tak memungkinkan untuk berenang. Kami terus
berjalan untuk mencapai pinggir laut, melihat lebih dekat ombak.
Kolam
Disinilah pemandangan dan sensasi
ombak yang berbeda dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dan jelas.
Karena di depan daratan Batu Picah adalah perairan terbuka, maka ombak yang
datang besar dan tinggi sehingga saat menghantam batu karang di pinggir
daratan, maka ombak akan pecah. Inilah asal nama Batu Picah. Picah dalam bahasa
Biak artinya Pecah. Selain itu, pecahan ombak akan sampai sekitar daratan
dengan adanya lubang kecil yang bersambungan dengan daratan sehingga ketika
ombak datang dan pecah, maka akan tersembur dari lubang kecil ini.
Pemandangan pun terlihat dan terkesan
luar biasa karena adanya deratan batu karang yang kokoh di sepanjang pantai. Semakin
sore, pecahan ombak akan semakin besar.
Banyak pengujung yang datang kesini,
ada yang hanya datang sekedar untuk menikmati sensasi ombak pecah, berfoto
bersama dan selfie bahkan bermain air bahkan berdiri dan duduk di dekat pecahan
ombak. Untuk itu, perlu hati-hati saat berkunjung karena bisa saja terkena
pecahan ombak bahkan terseret ombak.
Pengunjung menikmati ombak pecah
Sensasi yang luar biasa ini akan
semakin lengkap, jika di sekitar lokasi bersih tanpa sampah. Sayangnya saat
saya berkunjung, saya masih melihat sampah yang berada tidak pada tempatnya.
Kesadaran dari para pengunjung sangat diperlukan, tak terlepas dari pengelola
untuk menyediakan tempat sampah.
Sampah
Setelah puas menikmati sensasi ombak
pecah, kami pun melanjutkan perjalanan ke beberapa tempat yang tak kalah luar
biasanya yang dimiliki Biak.
Pemandangan sekitar Batu Picah
0 Comments