Papua sebagai pulau yang berada di
belahan timur Indonesia tentunya menyimpan sejuta tempat-tempat indah yang
wajib dikunjungi bagi para traveler. Tak ketinggalan wisata alam lautnya, semua
orang pasti mengenal Raja Ampat yang terletak di Provinsi Papua Barat. Tempat
ini menjadi surga bagi para pecinta alam laut dengan pulau-pulau kecil yang
menawan dan tersusun rapi di perairan Raja Ampat. Namun ternyata di Papua bukan
hanya Raja Ampat yang memiliki keindahan alam laut yang luar biasa, salah satunya
adalah Biak Numfor.
TWP Padaido
Biak Numfor merupakan salah satu
kabupaten yang masuk ke dalam pemerintahan Provinsi Papua yang beribukota Biak.
Biak Numfor terpisah dari daratan utama Papua yang berada di Teluk Cendrawasih.
Mungkin hanya beberapa orang yang tahu kalau Biak memiliki salah satu kepulauan
yang tak kalah dari Raja Ampat. Kepulauan Padaido namanya, terletak di bagian
tenggara pulau Biak. Terbagi ke dalam 2 distrik yakni Distrik Padaido atau
biasa disebut Padaido Bawah yang lebih dekat dengan daratan Biak dan Distrik
Aimando atau Padaido Atas lebih jauh dari daratan Biak. Kepulauan Padaido
terdiri dari sekitar 30an pulau, tetapi yang berpenduduk hanya 8 pulau dari dua
distrik.
Akses menuju Kepulauan Padaido dengan
menggunakan perahu nelayan, dari luar Biak dapat melalui jalur udara menuju
Biak (Bandara Frans Kaisiepo), kemudian menuju Pelabuhan Bosnik atau Kampung
Opiaref menggunakan angkutan umum sekitar 30 menit, dari sini melanjutkan
perjalanan via laut sekitar 40 menit ke pulau di Distrik Padaido dan 2 jam ke
pulau di Distrik Aimando.
Perjalanan saya kembali ke Padaido
berlanjut. Setelah kurang lebih satu bulan berada di Biak, setidaknya sudah 5
kali saya ke Padaido. Tetapi itu bukan untuk jalan-jalan tetapi karena ada
pekerjaan dari kantor. Walaupun setidaknya saya bisa menikmati Padaido di waktu
senggang. Kali ini perjalanan saya ke Padaido tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan, tetapi perjalanan ini murni sebuah perjalanan tanpa ada embel-embel
pekerjaan.
Selain itu, setelah 1 bulan tinggal di
Biak tanpa keluarga, saya pun menemukan teman-teman baru yang sama halnya
dengan saya suka jalan-jalan. Menemukan teman-teman ini berawal dari pertemuan
saya dengan salah seorang anggota di ibadah pemuda Ikatan Keluarga Toraja (IKT)
Biak Numfor, bernama Kak Icha (sama-sama
orang Toraja, SOLDOMI = Solata Do Mai :). Setelah beberapa hari atau
minggu, saya lupa tepatnya beberapa hari setelah pertemuan itu, Kak Icha
menghubungi saya kalau dia dan beberapa temannya akan jalan-jalan ke Padaido.
Tanpa banyak pikir-pikir, saya mengiyakan ajakan tersebut. Secara saya suka
wisata bahari dan setidaknya saya bertemu dengan orang-orang baru.
Kepulauan Padaido merupakan salah satu
kawasan yang masuk ke dalam kawasan konservasi perairan nasional diberi nama
Taman Wisata Perairan (TWP) Kepulauan Padaido
dibawah pengelolaan Satker TWP Padaido, Balai Kawasan Konservasi
Perairan Nasional (BKKPN) Kupang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Font Box TWP Padaido
Tepat hari Senin, 12 September 2016
tepat hari libur, perjalanan kami pun di mulai. Sebut saja perjalanan ini
sebagai Tour Padaido. Mengunjungi beberapa pulau di Distrik Padaido. Kami
janjian dan berkumpul di Kampung Opiaref sekitar pukul 08.00. Saya berangkat di
antar teman kantor. Sampai di Kampung Opiaref, belum ada yang datang. Menunggu
beberapa saat, yang lain berdatangan. Karena ada sedikit masalah, keberangkatan
kami tertunda sekitar 4 jam. Bayangkan berapa lama kami menunggu, untungnya ada
kegiatan lomba yang dilaksanakan masyarakat di Opiaref. Menonton, setidaknya
mengusir rasa jenuh kami. Makan siang
yang telah kami persiapkan pun kami makan sebelum berangkat.
Berangkat
Pukul 12.30 kami memulai Tour Padaido
menggunakan perahu. Sekitar 15 orang yang ikut dalam tour ini, salah satunya
seorang bule. Tujuan pertama kami ke Pulau Pai dengan waktu tempuh sekitar 1
jam. Cuaca kali ini mendukung, gelombang bersahabat. Memasuki Pulau Pai, mata
kami dimanjakan dengan pemandangan laut nan biru dengan hamparan pasir putih
seluas mata memandang. Pulau Pai merupakan ibukota Distrik Padaido, di pulau
ini terdapat sebuah dermaga yang menjadi tujuan kami untuk mengambil gambar.
Karena takut air surut atau dalam Bahasa Biak disebut Meti, maka kami
melanjutkan perjalanan menuju pulau selanjutnya.
Pulau Pai
Pulau Mansurbabo, perjalanan dari
Pulau Pai sekitar 30 menit melewati Pulau Wundi, Pulau Nusi dan Pulau Ureb.
Pulau ini tidak berpenduduk, hanya ada pondok yang dibuat nelayan sebagai
tempat singgah ketika melaut, dermaga pun tak ada. Sehingga untuk menambatkan
perahu langsung di pantai. Pemandangan disini menyajikan hamparan pasir yang
katanya apabila saat air mengalami surut terendah, maka akan ada muncul
gundukan pasir layaknya jalan yang menghubungkan Pulau Mansurbabo dengan pulau
disekitarnya, seperti Pulau Ureb. Selain itu, di pulau ini terdapat pohon-pohon
yang hanyut terbawa arus dan terdapat di sekitar pulau. Ini bisa menjadi spot
berfoto. Tak beberapa lama kami menikmati Pulau Mansurbabo, kami kembali putar
arah menuju pulau ketiga yang akan kami kunjungi dalam tour kali ini.
Pulau Mansurbabo
Pulau Wundi, pulau berpenduduk dan
setidaknya pulau ini sebagai pusat wisata di Distrik Padaido. Terdapat dermaga
dan home stay yang dikelola oleh masyarakat setempat. Jika berkunjung ke
Kepulauan Padaido wajib hukumnya mengunjungi pulau ini. Terdapat sebuah fontbox
atau bisa dibilang landmark Kepulauan Padaido yang bertuliskan “TWP Padaido”
Sebagai teman untuk mengambil gambar sebagai bukti sudah pernah menginjakkan
kaki di Padaido. Tak hanya itu, salah satu destinasi wisata favorit di Pulau Wundi
adalah Wundi Cave. Wundi Cave merupakan sebuah gua bawah laut yang menjadi spot diving favorit bagi para
diver. Sayangnya saat kami berkunjung tidak ada rencana untuk melihat secara
langsung gua ini. Hanya saja ketika kami ingin menuju pulau terakhir, kami
mencari-cari mulut gua tersebut, tetapi kami tidak menemukan. Sehingga kami
melanjutkan perjalanan karena hari sudah semakin tenggelam.
Pulau Wundi
Pulau Auki, pulau yang masuk ke dalam
TWP Padaido yang jaraknya paling dekat dengan daratan Biak, berpenduduk. Kali
ini tujuan kami untuk main air. Kami mencari tempat yang cocok untuk snorkling,
kami menemukannya. Namun sebelum kami main air, salah seorang teman yang ikut
dalam rombongan mengatakan bahwa ada sebuah telaga yang berada di dalam pulau.
Dia pun mengajak kami untuk mengunjungi telaga tersebut. Tanpa pikir panjang,
kami semua mengikuti. Beberapa dari kami hanya menggunakan sendal jepit padahal
jalan menuju telaga tergolong penuh tantangan. Menyusuri hutan lebat, penuh
dengan batu karang yang tajam dan belum tau pasti letak telaga dari jalan yang
kami lalui saat ini. Hasilnya tak sampai di telaga, kami putar badan kembali ke
pantai. Di pantai kami pun snorkling, melihat keindahan bawah laut Pulau Auki.
Beberapa karang tergolong bagus dan dipenuhi ikan-ikan, tetapi sebagian lainnya
berwarna putih, mungkin terkena bleaching
(pemutihan karang) atau dimakan oleh predator atau mungkin terkena penyakit.
Jadi bukan hanya manusia yang bisa terkena penyakit, karang pun bisa.
Trackking
Bawah Laut Pulau Auki
Setelah beberapa lama snorkling,
walaupun belum puas. Karena dipanggil yang empunya kapal untuk segera naik
kapal, saya pun menuju kapal. Matahari semakin meninggalkan peradabannya,
sunset mulai menampakkan wajahnya. Kami bergegas kembali ke Kota Biak.
Mengakhiri Tour Padaido kami hari ini.
Balik ke Kota Biak
Saya menemukan teman baru yang suka
berpetualang, seperti di Kupang dulu. Menikmati perjalanan “Tour Padaido”,
mengunjungi 4 pulau. Ternyata untuk tour ke Padaido tidak cukup sehari saja,
butuh waktu lama lagi. Setidaknya hari ini bisa ikut, lain kali harus direncanakan
lagi, kalau bisa menginap di salah satu pulau. Terima kasih teman baru, Terima
kasih Padaido.
Teman Tour Padaido
Pulau Unik
3 Comments
Mas saya mau ke Biak bulan ini. Adakah kontak orang lokal (guide) yg bisa membantu selama disana? Terima kasih.
ReplyDeleteAda mas... Erik Farwas : 081344366385. Om erik pemilik homestay skaligus bisa jadi guide selam
DeleteHalo mas Nikki... Lokasi yang mau dikunjungi di Biak dimana saja ???. Kalau Om Erik lokasinya di Padaido
ReplyDelete