Setelah
kegiatan Gerakan Pungut Pantai di Pantai Namosian, pada hari Sabtu, 9 Juli
2016, komunitas Beta NTT kembali melanjutkan kegiatan Tour. Kegiatan ini
berlangsung pada hari Minggu, 10 Juli 2016 terbuka untuk umum. Dari pengumuman
yang dipajang di beberapa media sosial, menginfokan bahwa tempat kumpul di
depan LIPPO Kupang pukul 09.30 dengan konstribusi Rp. 25.000/peserta yang
diperuntukkan untuk konsumsi dan transportasi. Adapun tempat yang akan
dikunjungi adalah Gua Jepang dan Belanda, Mata Air Sagu dan Pantai Manikin.
Brosur Tour Beta NTT
(Sumber : FB Arianto)
Saya
mengikuti kegiatan ini, berangkat dari kosan menuju meeting point menggunakan
motor dan motornya diparkir di LIPPO agara aman saat ditinggalkan. Beberapa
pengurus dan peserta sudah hadir serta sebuah bus sudah terparkir yang akan
mengantarkan peserta tur ke tiga destinasi wisata yang ada di NTT.
Peserta Tour
Menunggu
beberapa peserta yang hadir, setelah lengkap kemudian berdoa dan memulai tour
bersama Beta NTT. Sekitar pukul setengah 11 lewat rombongan tour pun berangkat ke
Goa Jepang dan Belanda sebagai tujuan pertama. Butuh waktu sekitar 20 menitan
untuk tiba di destinasi ini.
Bus yang akan mengantar peserta tour
Goa
Jepang dan Belanda terletak di Fenun, Baumata, Kab. Kupang. Akses ke tempat tergolong
bagus dengan jalan beraspal dan sesekali saya melihat beberapa angkot yang
melewati goa ini, kemungkinan bisa menjadi pilihan transportasi jika
berkunjung. Tak butuh waktu lama untuk benar-benar berada di lokasi gua, hanya
dengan berjalan kaki sekitar 3 menit karena jaraknya yang sangat dekat dengan
jalan raya.
Memasuki
kompleks goa, akan terlihat batuan yang tinggi dan beberapa pintu masuk gua.
Menurut penjelasan dari salah seorang pengurus, bahwa goa ini dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai tempat beribadah pada saat perayaan paskah. Hal ini terlihat
dari beberapa dekorasi paskah yang masih terisa, seperti pintu gerbang. Sebuah
tembok sebagai benteng pertahanan masih ada sampai sekarang.
Tembok Pertahanan
Dekorasi Paskah
Kami
pun mencoba memasuki salah satu pintu, dengan goa yang kami masuki memilik
panjang yang tak seberapa, memiliki satu cabang yang tembus ke belakang. Mengambil
gambar kemudian keluar dari gua, melanjutkan perjalanan mesnyusuri celah-celah
batu yang cukup lebar, memanjat dinding tebing yang ditumbuhi akar tumbuhan,
tempat berpegangan.
Goa
Menyusuri celah tebing
Menyeberang tebing
Memanjat tebing yang ditumbuhi akar pohon
Sebuah
stalaktit, berbentuk tempat duduk yang seolah-oleh menjadi tempat bersemedi
terbentuk diantara tebing-tebing bebatuan.
Stalaktit seperti tempat bersemedi
Setelah
puas berkeliling, mengambil foto ditambah waktu sudah cukup untuk di goa ini,
kami pun bergegas untuk kembali. Tetapi sebelum kembali, kami menikmati cemilan
yang disiapkan panitia terlebih dahulu.
Menikmati cemilan
Perjalanan
berlanjut ke Mata Air Sagu. Sekitar 25 menit dari Goa Jepang dan Belanda dengan
jalan yang bagus. Setelah mobil tiba di parkiran atau tempat yang dapat dijangkau
kendaraan, dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 5 menit dengan melewati
parit dengan air yang bersumber dari Mata Air Sagu. Mata Air Sagu merupakan
salah satu kolam alami yang terletak di Tarus, Kabupaten Kupang. Dinamakan Mata
Air Sagu karena tumbuh pohon sagu di kolam renang ini.
Perjalanan menuju Mata Air Sagu
Sesampai
di kolam ini, beberapa pengunjung sedang menikmati air kolam, ada yang
berenang, ada yang sekedar duduk di pinggir kolam. Kami pun mengambil tempat,
membuka tikar yang telah di bawah dan makan siang sebelum melanjutkan kegiatan
di Mata Air Sagu ini.
Makan Siang
Setelah
makan, peserta tour diberi kebebasan untuk memilih apakah ingin menikmati kolam
renang atau menikmati area persawahan yang berada di dekat kolam. Saya dan
beberapa teman pun memilih kedua-duanya alias kelompok amfibi. Pertama kali
menuju area persawahan, terlihat beberapa petani sedang membajak sawah yang
sebentar lagi akan ditanami padi. Seorang anak kecil dengan lincahnya membajak
sawah dengan tracktor. Kami pun mencoba untuk menggunakan tracktor tetapi cukup
sulit dan membantu membajak sawah (mengingat masa kecil di kampung), mengambil beberapa gambar.
Petani dan seorang anak kecil membajak sawah
Membantu membajak sawah
Kemudian
menuju Mata Air Sagu untuk berenang membersihkan diri dari kotoran hasil
membajak sawah. Kolamnya tidak terlalu luas, airnya pun tak sejernih air kolam
buatan, tetapi cukup menikmati. Uniknya di
dalam kolam ini terdapat pohon sagu. Setelah berenang dan waktu kunjungan
habis, kami bergegas untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan terakhir, Pantai
Manikin.
Mata Air Sagu
Perjalanan
dari Mata Air Sagu ke Pantai Manikin sekitar 10 menit, jalanan pun bagus.
Pantai Manikin terletak di daerah Manikin, Kabupaten Kupang. Pantai ini sangat
cocok untuk para pencari sunset, bersebelahan dengan Pantai Lasiana. Pantai Manikin
didominasi oleh substrat kerikil dan pecahan karang (rubble) hanya sedkiti
pasir, itupun bukan pasir putih. Mangrove dan mangrove ikutan tumbuh di
sekitar pantai.
Mangrove dan Mangrove Ikutan serta Substrat Pantai Manikin
Beberapa
aktivitas yang dilakukan oleh para pengunjung maupun warga sekitar, seperti bermain
bola, berenang dan menyibukkan diri mencari kerang-kerangan di celah batu dan
pasir.
Mencari kerang
Setelah
sampai di Pantai Manikin, kami pun kembali menikmati makanan yang masih tersisa
saat makan siang tadi sebelum berjalan-jalan di pantai. Sehabis makan, kami
berkeliling dan mengambil beberapa gambar dan kembali ke tempat berkumpul untuk
beristirahat karena matahari masih sedikit menyengat, menunggu sampai
benar-benar cocok untuk menikmati sunset.
Tak terasa,
karena janjian dengan supir bus hanya sampai jam 17.00, maka kami pun bergegas
untuk pulang, walaupun pemandangan sunsetnya tinggal sedikit menuju
kesempurnaan. Setidaknya, saya mengambil gambar sunset saat menuju bus.
Sunset Pantai Manikin
Kami pun
menuju tempat keberangkatan tadi pagi. Setelah sampai, berdoa dan berpisah.
Kelompok Amfibi
0 Comments