Gerakan Pungut Pantai (Komunitas Beta NTT)



Tak semua perkataan orang sekarang tentang anak muda bisa dibenarkan. Beberapa orang yang lebih dewasa berpendapat bahwa anak muda zaman sekarang memiliki sikap dan sifat yang suka tidak peduli kepada sesama terlebih lingkungan, jalan-jalan ke tempat yang lebih modern, menghabiskan waktu berkutat dengan handphone. Namun masih ada segelintir anak muda yang mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat dengan membentuk komunitas.

Selama saya berdomisili di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kota Kupang ada beberapa komunitas yang dibentuk oleh orang-orang muda yang melakukan hal-hla yang positif. Saya merasa salut dan patut mengacungi jempol kepada mereka anak-anak muda yang masih peduli dengan keadaan sekitar dan memberi sedikit waktu dan pengetahuan untuk masyarakat dan lingkungan.

Salah satu lagi komunitas yang saya temui di Kupang, adalah Beta NTT. Slogan dari komunitas ini “Beta Bangga Beta NTT”. Komunitas ini lebih menitikberatkan kegiatan wisata atau tempat wisata yang ada di NTT. Mereka mengenalkan, menyadarkan dan membenahi destinasi wisata yang ada. Mengenalkan kepada publik, menyadarkan masyarakat (mulai dari anak-anak sampai orang tua) dan membenahi tempat wisata. Adapun ketua dari komunitas ini adalah Arianto S.
Beta NTT

Sabtu, 9 Juli 2016, komunitas ini (Beta NTT) melaksanakan salah satu kegiatan yang diberi nama “Gerakan Pungut Pantai”. Kegiatan ini berlokasi di Pantai Namosain yang merupakan salah satu destinasi wisata baru yang ada di Kota Kupang. Adapun aktivitas yang dilakukan Pembersihan sampah sekitar lokasi, pemasangan tempat pembuangan sampah sementara dan pemasangan papan himbauan menjaga kebersihan pantai.
Gerakan Pungut Pantai (Sumber : FB Beta NTT)

Saya pun berkesempatan untuk mengikuti kegiatan ini. Sebelumnya saya sudah bertemu dengan beberapa pengurus dari Beta NTT pada saat acara buka puasa bersama komunitas yang ada di NTT. Saya pun di ajak dan pastinya mau ditambah lokasi kegiatan berdekatan dengan tempat tinggal saya.

Sekitar pukul 14.00 lewat, saya menuju ke Pantai Namosain. Beberapa pengurus dan anggota sementara memungut sampah. Saya pun bergabung dengan mereka. Memungut sampah yang berada di pantai, menarik sampah yang tertimbun pasir dan mengangkat batu karang. Dengan bermodalkan karung, sapu dan sekop, kami dengan senang hati membersihkan pantai di bawah terik matahari yang pastinya tidak menghilangkan semangat kami.
Pungut Sampah

Menumpukkan sampah,  dimasukkan ke dalam karung dan mengangkutnya ke mobil yang telah disiapkan pengurus untuk mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir. Lumayan banyak sampah yang terkumpul.
Mobil pengangkut sampah

Sampah yang kami kumpulkan bukan hanya sampah organik, sampah anorganik pun banyak. Bukan hanya sampah dari para pengunjung, tetapi beberapa diantaranya merupakan sampah atau limbah dari masyarakat sekitar, seperti popok bayi.
Sampah yang berhasil dikumpul

Setelah pantai terlihat bersih, selanjutnya pemasangan tempat sampah sementara
Pemasangan Tempat Sampah Sementara

Dan pemasangan papan himbauan yang bertuliskan “Jagalah Kebersihan” dan “Cintailah Alam”.
Papan Himbauan

Diakhir kegiatan, dilakukan pengenalan orang yang baru pertama bergabung (termasuk saya), sambil menikmati makanan yang disediakan pengurus.

Tak ketinggalan foto bersama
Foto Bersama


Foto Bersama

Menikmati Sunset Pantai Namosain
Sunset Pantai Namosain

Sekilas tentang Pantai Namosian

Pantai Namosian terletak di Kelurahan Namosian, Kecamatan Alak, Kota Kupang. Lokasi pantai ini sangat stategis dan mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan. Jika berada di kota dapat dijangkau dengan angkutan umum atau pun kendaraan pribadi kea rah Pelabuhan Tenau atau Bolok.
Pantai Namosain
  
Pantai ini beberapa bulan lalu mengalami renovasi dan pembangunan. Adapun beberapa fasilitas yang dibangun oleh pemerintah, seperti papan nama, lopo, WC umum dan sebagainya.
Lopo-Lopo

Tak usah takut kelaparan atapun kehausan, di sekitar pantai beberapa masyarakat membuka warung dengan menyediakan minuman baik dingin maupun panas dan jagung bakar.
Jagung Bakar Pantai Namosain

Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, menjadi penyebab banyaknya sampah yang berserakan di sekitar pantai. Membuat nilai estetika berkurang. Sehingga, perlu kesadaran dari masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan dan keindahan pantai.

Cintailah Alam

Post a Comment

0 Comments