Menginap
selamam di Imam Bonjol Hostel setidaknya memulihkan tenaga saya untuk kembali
melakukan petualangan saya di Semarang yang kali ini benar-benar sendiri
(solotraveler). Lanjut mengunjungi beberapa destinasi wisata Semarang sebelum
melanjutkan perjalanan ke Yogyakarta.
Lawang Sewu
Bangun
tidur, saya memulai petualangan saya dikarenakan hostel yang saya tempati
menginap tidak jauh dari kawasan Tugu Muda, maka tujuan pertama saya hari ini
adalah kesit dan pastinya berjalan kaki berhubung jarak tidak terlalu jauh
sekaligus berhemat. Memasuki kawasan Tugu Muda suasana tidak begitu ramai,
masih pagi. Hanya beberapa anak-anak yang sedang bermain air mancur. Letak tugu
ini di Jalan Pemuda sebagai lokasi yang strategis dikarenakan berdekatan dengan
Lawang Sewu dan Museum Mandala Bhakti Semarang. Tugu Muda merupakan salah satu
lokasi wisata di Semarang berupa taman rekreasi dengan sebuah tugu yang berdiri
di dalam taman, di bangun untuk
mengenang pertempuran lima hari di Semarang. Tugu Muda menggambarkan
semangat berjuang dan patriotisme warga Semarang yang gigih, rela berkorban
dengan semangat yang tinggi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Tugu Muda Semarang
Setelah
mengunjungi Tugu Muda, saya melanjutkan perjalanan ke Lawang Sewu. Salah satu
destinasi wisata yang wajib dikunjungi ketika datang ke Semarang. Tak lengkap
rasanya bila ke Semarang namun tidak bertandang ke Lawang Sewu. Lawang Sewu
terletak di Kompleks Tugu Muda, Jl. Pemuda, Sekayu. Dalam bahasa Indonesia
Lawang Sewu berarti Seribu Pintu. Suasana pun belum ramai, tiket masuk sebesar
Rp. 10.000/orang untuk dewasa dan Rp. 5.000/orang untuk anak-anak dan pelajar
dengan jadwal buka setiap hari dari jam 07.00 – 21.00. Bangunan Lawang Sewu
bergaya Belanda karena dulunya menjadi kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS dan setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta
Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia.
Lawang Sewu
Lawang
Sewu terbagi menjadi beberapa gedung, seperti Gedung A sebagai gedung exhibition
Centre, Gedung B sebagai retail, food court, galeri dan office area, Gedung C
sebagai museum, Gedung D sebagai ruang tunggu/ruang P3K dan Gedung E sebagai
kantor pengelola. Di dalam Museum Lawang Sewu berbagai koleksi di pajang yang
pastinya berhubungan dengan perkeretaapian di Indonesia, seperti baju pegawai
kereta, foto stasiun kereta tempo dulu, miniatur Lawang Sewu dan Kereta Api,
dan sebagainya.
Salah satu koleksi Museum Lawang Sewu (Miniatur Kereta Api)
Menaiki
lantai 2 gedung, terdapat banyak jendela berukuran besar, dimana masyarakat
menyebutnya pintu dan mungkin inilah yang menjadi alasan dinamakan Lawang Sewu
atau Seribu Pintu, walaupun pada kenyataannya jumlah pintu tidak mencapai
seribu.
Seribu Pintu
Sebuah
lubang seperti jalan menuju ruang bawah tanah terdapat di dalam gedung ini,
dari penjelasan guide yang mengantar beberapa wisatawan ini menjadi ruang
menyiksaan sehingga menjadikan Lawang Sewu terkesan memiliki aura mistis.
Lubang Bawah Tanah
Sehabis
dari Lawang Sewu, tujuan saya selanjutnya mencari travel yang akan mengantarkan
saya ke Yogyakarta baru setelah itu saya melanjutkan petualang di Semarang.
Travel yang saya tuju adalah Joglosemar yang tak jauh dari Lawang Sewu tepatnya
terletak di Jalan Pemuda No. 143 dengan harga tiket sekali jalan sebesar Rp.
85.000/orang.
Perwakilan Joglosemar di Semarang
Setelah
itu saya kembali ke hostel untuk mengambil barang dan melanjutkan perjalanan ke
Museum Mandala Bhakti Semarang. Sayangnya setelah sampai di museum ternyata
museumnya tutup, jadi saya hanya memotret dari luar.
Museum Mandala Bhakti Semarang
Saya
pun melanjutkan perjalanan ke Simpang Lima, melewati Taman Pandanaran
Taman Pandanaran
Simpang
Lima salah satu pusat wisata di Semarang. Simpang Lima merupakan sebuah
lapangan yang menyatukan lima jalan di Kota Semarang, yakni Jl. Jl. Pahlawan,
Jl. Pandanaran, Jl. Ahmad Yani, Jl. Gajah Mada dan Jl. A. Dahlan. Disini sebuah
fontbox besar bertuliskan Simpang Lima menjadi salah satu spot memotret. Disekitar
Simpang Lima terdapat banyak hotel dan pusat perbelanjaan.
Simpang Lima Semarang
Tujuan
selanjutnya adalah Kelenteng Sam Poo Kong. Menggunakan ojek online dengan biaya
Rp. 15.000 dengan waktu tempuh sekitar 25 menit, saya menuju Kelenteng Sam Poo
Kong. Sesampai di kelenteng suasana sangat ramai, banyak wisatawan lokal,
domestik maupun mancanegara yang datang ditambah lagi adanya pertunjukan yang
diadakan oleh pengelola kelenteng. Tiket masuk sebesar Rp. 5.000/orang. Kelenteng
Sam Poo Kong merupakan bekas tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang
Laksamana Tiongkok beragama islam yang bernama Zheng He/Cheng Ho yang terletak
di daerah Simongan, sebelah barat daya Kota Semarang.
Kelenteng Sam Poo Kong
Di
dalam kompleks kelenteng ini terdapat patung Laksamana Zheng He, patung Ir.
Priambudi Setiakusuma, patung pendekar cina, panggung tempat pertunjukan,
Kelenteng Agung Sam Poo Kong tempat berdoa. Di dalam kelenteng, pengelola
menawarkan souvenir berupa foto menggunakan kostum tradisional cina dan korea.
Baik di dalam maupun di luar kelenteng banyak terdapat pedagang yang menjajakan
makanan, jadi jangan takut kelaparan di Kelenteng Sam Poo Kong.
Patung Laksamana Zheng He
Patung Pendekar Cina
Setelah
puas berkeliling kelenteng, saya pun kembali ke travel joglosemar menggunakan
ojek online untuk menunggu bus yang akan mengantarkan saya ke Yogyakarta pada
pukul 14.30.
Menunggu di Joglosemar menuju Yogyakarta
Sampai
disinilah perjalanan saya di Semarang selama 2 hari 1 malam, waktu yang
pastinya tidak cukup untuk mengunjungi setiap tempat wisata yang ada di
Semarang. Sehingga berharap suatu saat nanti bisa kembali ke tempat ini dalam
jangka waktu yang lebih lama dan mengunjungi lebih banyak tempat-tempat
menarik.
0 Comments