Setelah
menempuh perjalanan (via udara) dari Kupang menuju Jakarta. Sekitar pukul 18.00
WIB, saya menuju Stasiun Kereta Pasar Senen. Disinilah perjalanan backpacker
saya di mulai. Sebelum ke stasiun, saya berkesempatan untuk mengunjungi rumah
teman (nitip barang karena nantinya akan balik ke Jakarta), membeli
perlengkapan backpacker dan bertemu dengan teman semasa kuliah yang bekerja di
Jakarta.
Selasa,
3 Mei 2016 pukul 19.45 WIB dengan menggunakan Kereta Api Menoreh Kelas Ekonomi
(backpacker selalu meminimalisir pengeluaran alias berhemat) dengan harga tiket
Rp. 160.000. Ini pertama kalinya saya menggunakan kereta api, ternyata kursinya
berhadapan, tetapi tak masalah yang penting bisa mengantarkan petualangan saya
ke Semarang. Perjalanan ke Semarang akan di tempuh sekitar 8 jam. Selama di
kereta saya tidur pulas hanya beberapa kali terbangun dan tidur lagi.
Stasiun Pasar Senen
Sekitar
pukul 02.16 WIB, kereta yang kami gunakan tiba di Stasiun Semarang Tawang.
Menunggu sejenak sampai benar-benar pagi baru berkeliling Semarang. Saya masih
sempat tidur sebentar di bangku depan stasiun. Setelah kondisi sekitar sudah
terang, saya melanjutkan perjalanan saya. Kawasan Kota Tua Semarang menjadi
tujuan saya yang pertama, berdasarkan informasi yang saya dapatkan letaknya tak
jauh dari stasiun, bisa jalan kaki untuk
tiba di kawasan ini. Saya berjalan sambil memotret pemandangan. Hanya sekitar
20 menitan, saya memasuki kawasan, tak banyak orang yang berlalu-lalang
dikarenakan masih pagi.
Stasiun Semarang Tawang
Arsitektur bangunan yang ada di sini bergaya Eropa,
seperti yang ada di Kawasan Kota Tua Jakarta. Sebuah bangunan pabrik rokok
bernama Pabrik Rokok Prade Lajar, menyambut kedatangan saya.
Pabrik Rokok Praoe Lajar
Beberapa
tempat yang saya kunjungi….
Gereja Blenduk. Gereja ini berada di kawasan kota
tua dengan arsitektur bergaya Eropa sama seperti kebanyakan bangunan
disekitarnya dengan sebuah kubah sebagai atap. Gereja ini termasuk Gereja
Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Immanuel Semarang. Terletak
di Jalan Letjen Suprapto No. 32.
Gereja Blenduk
Taman Sri Gunting. Tepat di samping Gereja Blenduk
terdapat sebuah taman bernama Taman Sri Gunting yang tertata rapi dan bersih
walau pun luasanya tak seberapa. Menjadi salah satu tempat nongkrong bagi warga
sekitar. Di sini saya bertemu dengan sorang bapak yang bertugas sebagai petugas
kebersihan.
Taman Sri Gunting
Setelah
berkeliling di Kawasan Kota Tua Semarang, saya pun ingin melanjutkan
perjalanan. Dikarenakan saya sendirian dan belum tahu keadaan sekitar, saya
bertanya-tanya di sekitar. Kebetulan ada sepasang suami istri (Mas Arif dan
Mbak Arini) yang juga datang jalan-jalan di Semarang, saya pun bertanya kepada
mereka. Mungkin karena saya terlihat sendiri dan tidak mempunyai teman di
Semarang, maka mereka dengan baik hati mengajak saya untuk jalan-jalan bareng.
Kebetulan Mas Arif dan Mbak Arini punya teman (Mas Teguh dan Mbak Mirah) di
Semarang sehingga tujuan kami ke rumah Mas Teguh dan Mbak Mirah dengan
menggunakan taksi.
Sampai
di rumah Mas Teguh dan Mbak Mira, kami bersitirahat sejenak dan makan siang di
ajak oleh Mas Teguh mencoba makanan yang wajib di coba ketika berkunjung
Semarang (lupa nama tempat dan nama makanannya)
Sehabis
istirahat dan bersih-bersih, kami di ajak untuk mengunjungi beberapa tempat
wisata di Semarang dan sekitarnya….
Vihara Buddhagaya Watugong. Terletak di Jalan Raya Pudakpayung,
Banyumanik, Kota Semarang, letaknya yang strategis karena berada di pinggir
jalan menuju Solo dan Yogyakarta. Watugong sendiri diambil dari kata Watu yang
berarti Batu dan Gong dikarenakan di tempat ini terdapat Batu yang berbentuk
seperti Gong. Terdapat beberapa bangunan dan patung yang berada di dalam
komplek vihara ini seperti Pagoda Budhagaya Watugong, Patung Dewi Kwan Im dan
Patung Budha di bawah pohon. Untuk masuk ke vihara ini tidak di ada pembayaran
tiket masuk hanya bayar uang parkir.
Vihara Buddhagaya
Umbul Sidomukti. Kawasan ini merupakan kawasan wisata
alam pegunungan dengan pesona alam yang asri sejuk dan pastinya udara yang
dingin. Terletak di Desa Sidomukti, Kec. Bandungan, Kab. Semarang. Beberapa
fasilitas yang ada, seperti kolam renang, pondok wisata, outbond, flyingfox,
jalur trakking. Adapun tiket masuk sekitar Rp. 5.000/orang di luar tiket
parkir. Di sini kami menikmati suasana alam yang luar biasa, memberikan kesan
pedesaan yang menyenangkan serta menikmati makanan dan minuman yang ditawarkan.
Umbul Sidomukti
Rawa Pening. Merupakan sebuah danau sekaligus
wisata air di Kabupaten Semarang yang menempati wilayah Kec. Ambarawa, Kec.
Bawen, Kec. Tuntang dan Kec. Banyubiru dengan luas sekitar 2.670 hektar.
Terbentuknya Rawa Pening ternyata memiliki sebuah legenda yang dipercaya
masyarakat sekitar dan mungkin kita pernah dengar saat di bangku sekolah dimana
seorang anak yang menancapkan sebatang lidi ke dalam tanah dan tak seorang pun
yang dapat mencabut lidi tersebut kecuali anak itu sendiri, ketika anak itu
mencabut lidi maka keluarlah air dan banjir pun datang membentuk Rawa Pening.
Saat kami berkunjung, kami tidak ke Rawa Pening hanya melihat dari kejauhan
dari atas bukit yang memang sudah menjadi tempat wisata bagi warga sekitar,
terdapat sebuah restoran, tempat duduk dan ayunan serta beberapa fasilitas yang
masih dalam proses perbaikan. Tiket masuk sekitar Rp 10.000 dan tiket tersebut
dapat di tukar dengan pilihan jus atau es kacang ijo.
Rawa Pening
Sehabis
berkeliling di Semarang dan sekitarnya, kami melanjutkan perjalanan ke rumah
teman Mas Teguh, Mbak Mirah, Mas Arif, dan Mbak Arini (lupa namanya, tetapi
suami istri juga). Jadi berkumpulah 3 pasang suami istri + saya seorang diri
(backpacker dan anak yang ditemukan di Semarang). Kami menikmati makan malam
dan bercerita.
Setelah
itu, kami kembali ke rumah Mas Teguh untuk mengambil barang dan mencari
penginapan dan berpisah. Saya memilih Imam Bonjol Hostel yang terlatak di Jl.
Imam Bonjol 177B sebagai tempat bersitirahat saya malam ini sebelum melanjutkan
petualangan saya di Semarang dan ke Yogyakarta dengan harga Rp 165.000/malam.
Imam Bonjol Hostel
Satu
hal yang saya pelajari bahwa jangan takut untuk menjadi seoarang backpacker
ataupun memilih untuk solo traveling karena anda akan menemukan beberapa orang yang
bisa menjadi teman seperjalanan anda dan disini anda dapat belajar bagiamana
menemukan teman dan saudara baru serta berinterkasi dengan orang yang baru anda
kenal, tetapi harus tetap berhati-hati.
Terima
kasih untuk petualang dan jalan-jalan di Semarang seharian bagi Mas Teguh, Mbak
Mirah, Mas Arif, dan Mbak Arini dan temannya. Terima kasih telah mengajak saya
untuk menikmati Semarang dan berkunjung ke beberapa tempat wisata.
Teman baru di Semarang
3 Comments
Mas baindon itu yg jd tuan rumah,ditunggu next postingan nya di Bandung..😀😁
ReplyDeleteMas baindon itu yg jd tuan rumah,ditunggu next postingan nya di Bandung..😀😁
ReplyDeleteOk mbak nanti saya edit...
ReplyDelete