Sekitar 9 bulan berada di kota ini akhirnya berkesempatan
untuk mengikuti dan menyaksikan kegiatan ini untuk pertama kalinya.
Tanggal 24-25 Maret 2016, pemuda Gereja Masehi Injili di
Timor atau di singkat GMIT Klasis Kota Kupang mengadakan kegiatan dalam rangka
memperingati hari kematian Yesus Kristus. Prosesi Jalan Salib nama kegiatan
tersebut dengan melibatkan pemuda dari berbagai jemaat yang berada di Klasis
Kota Kupang. Tema yang diangkat adalah “12 Jam Penderitaan Tuhan Yesus”. Jalan Salib merupakan agenda tahunan pemuda GMIT Klasis Kota Kupang dan tahun ini menjadi tahun ke IV prosesi jalan salib dilaksanakan.
Sekitar pukul 19.30 (24 Maret 206) awal prosesi jalan
salib dimulai bertempat di Taman Nostalgia Kota Kupang. Sebagai pembukaan ada pemaparan
laporan ketua panitia mengenai kegiatan jalan salib dilanjutkan dengan sambutan
Bapak Jonas Salean selaku Walikota Kupang, Ernest Blegur selaku BP Pemuda GMIT
Klasis Kota Kupang, Pdt. Ellyanora Manu-Nalle selaku Ketua Klasis Kota Kupang.
Acara dilanjutkan dengan ibadah singkat dalam bentuk refleksi penderitaan Yesus
Kristus.
Drama 12 jam penderitaan Tuhan Yesus dimulai. Diawali dengan pembacaan penulis naskah, tata rias, lighting, dll (seperti tim pembuatan film) dan tak lupa perkenalan para pemeran. Pemeran Tuhan Yesus, 12 murid Tuhan Yesus, Maria, Imam Besar, Pontius Pilatus dan istrinya, prajurit dan masih banyak lagi seperti para pelaku dalam perjalanan penderitaan Tuhan Yesus. Pemeran yang disebutkan namanya menuju depan panggung sambil memperagakan adegan seperti peran mereka masing-masing.
Sambutan Walikota Kupang (Bapak Jonas Salean)
Drama 12 jam penderitaan Tuhan Yesus dimulai. Diawali dengan pembacaan penulis naskah, tata rias, lighting, dll (seperti tim pembuatan film) dan tak lupa perkenalan para pemeran. Pemeran Tuhan Yesus, 12 murid Tuhan Yesus, Maria, Imam Besar, Pontius Pilatus dan istrinya, prajurit dan masih banyak lagi seperti para pelaku dalam perjalanan penderitaan Tuhan Yesus. Pemeran yang disebutkan namanya menuju depan panggung sambil memperagakan adegan seperti peran mereka masing-masing.
Beberapa scene drama tersebut mengangkat cerita saat
Tuhan Yesus menyembuhkan seorang yang berpenyakit ayan, khotbah Yesus di bukit,
Yudas Iskariot menjual Tuhan Yesus dengan 30 keping perak, perjamuan Tuhan Yesus
bersama murid-murid-Nya, doa Yesus di Taman Getsemani sampai penangkapan Tuhan
Yesus.
Hal yang menarik saat adegan penangkapan Tuhan Yesus, 3 orang prajurit datang dengan menunggang kuda lengkap dengan kostum prajurit ala pasukan romawi. Selain itu, ada choir yang menyanyikan beberapa lagu disela-sela perubahan adegan.
Ada pula dua grup trumpet, yaitu Blessing Trumpet Amboina dari Ambon dan Arumbai Trumpet Iwasma yang merupakan ikatan warga Maluku di Kupang, mereka hadir memberi warna tersendiri dengan bunyi alat musik yang syahdu.
Adegan perjamuan Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya
Hal yang menarik saat adegan penangkapan Tuhan Yesus, 3 orang prajurit datang dengan menunggang kuda lengkap dengan kostum prajurit ala pasukan romawi. Selain itu, ada choir yang menyanyikan beberapa lagu disela-sela perubahan adegan.
Para penunggang kuda
Choir
Ada pula dua grup trumpet, yaitu Blessing Trumpet Amboina dari Ambon dan Arumbai Trumpet Iwasma yang merupakan ikatan warga Maluku di Kupang, mereka hadir memberi warna tersendiri dengan bunyi alat musik yang syahdu.
Blessing Trumpet Amboina
Setelah penangkapan Tuhan Yesus dilanjutkan dengan cerita
perjalanan Tuhan Yesus sampai penyaliban di Bukit Golgota. Dalam cerita ini
para pemeran mulai berjalan kaki ke beberapa gereja yang telah ditentukan
sebagai etape prosesi jalan salib. Etape tersebut adalah GMIT Kota Baru – GMIT
Anugerah – GMIT Koinonia – GMIT Kefas – GMIT Ebenhaezar – GMIT Kota Kupang –
GMIT Bait’el Nunhila – GMIT Lahairoi Namosain (tempat saya gereja). Para
pemeran tidak hanya melewati gereja-gereja tersebut, tetapi pada masing-masing
gereja ada adegan yang dilakukan, seperti di GMIT Lahairoi Namosian adegan
Simon dari Kirene memikul salib Yesus.
Sekitar pukul 06.30 (25 Maret 2016) sampailah di akhir prosesi
jalan salib Tuhan Yesus, Penyaliban dan Kematian Tuhan Yesus. Penyaliban bertempat
di Bukit Imperial Mansion, Namosain. Tak jauh dari bukit tersebut terdapat gua
buatan yang nantinya akan menjadi tempat kuburan Tuhan Yesus.
Yesus disalibkan
Yesus dikuburkan
Setelah prosesi jalan salib, dilaksanakan ibadah jumat
agung yang dipimpin oleh Ibu Pendeta Amelia Retha Siokain dan para majelis
gereja dari GMIT Lahairoi Namosian.
Antusiasme warga Kota Kupang untuk menyaksikan prosesi
jalan salib patut diacungi jempol. Warga rela menunggu dipinggir jalan hingga
larut malam, beberapa warga tidak mengenal lelah untuk berjalan kaki bersama
para rombongan pemeran sampai di tempat penyaliban Tuhan Yesus.
Kreativitas warga pun terlihat disini, salah satu lorong
yang sempat saya kunjungi untuk memotret dengan membuat lampion yang berbentuk
bulat dan salib menghiasi lorong tersebut dan diujung lorong berdiri kokoh tiga
buah salib yang dihiasi dengan lampu hias. Selain itu, berjejer obor dari botol
dan kaleng yang dibuat oleh warga menghiasi beberapa pinggir jalan sebagi etape
prosesi jalan salib.
Kegiatan semacam ini, diharapakan bukan hanya seremonial
saja, tetapi benar-benar menjadi ajang untuk menumbuhkan iman kepada Tuhan
Yesus, memberikan ruang bagi generasi muda untuk melakukan hal-hal yang
bermanfaat bagi keluarga, gereja dan masyarakat. Bahkan kegiatan seperti ini
bisa dijadikan sebagai atraksi wisata religi yang dapat meningkatkan wisatawan
yang berkunjung ke Kota Kupang.
Pemeran Tuhan Yesus
0 Comments