Senin (28/03/2016) bisa dikatakan salah satu hari
terkumpulnya kreativitas berbagai dedominasi gereja bahkan sekolah-sekolah yang
berada di daratan Timor. Melalui acara Pawai Kemenangan yang diselenggarakan
oleh Badan Pengurus Pemuda Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Kota Kupang.
Hasil Kreativitas GMIT Lahairoi Namosain
Acara ini dilaksanakan sebagai rasa syukur atas
kemenangan Tuhan Yesus atas maut melalui kebangkitan-Nya (Paskah). Jalur Pawai
dari Jl. El Tari (Kantor Gubernur) – Jl. Jenderal Soedirman – Jl. Moch Hatta –
Jl. Urip Sumohardjo – Jl. A. Yani – Jl. Timor Raya (Depan Hotel Swiss-Belinn Kristal
Kupang). Dalam kegiatan ini, masing-masing jemaat diberikan tema yang tertulis
dalam Alkitab. Saya sempat bertanya kepada panitia jumlah peserta sekitar 100
tim yang terdaftar, tetapi tidak semua dapat hadir.
GMIT Lahairoi Namosain
GMIT Lahairoi Namosian mendapatkan tema “Angin Ribut Diredakan”. Bercerita tentang kisah Yesus bersama murid-murid-Nya yang sedang menyeberang danau menggunakan kapal dan tiba-tiba ditengah perjalanan angin ribut datang menghambat perjalanan mereka saat Yesus terlelap tidur, para murid ketakutan akan tenggelam dan binasanya mereka. Mereka memanggil dan membangunkan Yesus, ketika Tuhan Yesus berdiri di atas perahu dan menghardik angin ribut untuk berhenti, maka dalam sekejap angin ribut tersebut berhenti. Murid-murid bertanya-tanya dan kebingungan, siapakah Yesus sebenarnya.
Angin Ribut Diredakan
Untuk itu, jemaat Lahairoi Namosian mendesign semirip
mungkin. Sebuah mobil truk disulap menjadi tempat cerita tersebut.
Diatas bak truk di bangun sebuah perahu lengkap dengan layar, jala, dayung
dan sebagainya seperti perahu di dunia nyata tak ketinggalan alat musik untuk
puji-pujian selama pawai melengkapi kontainer kapal.
Truk yang disulap menjadi kapal diatas lautan
Sekitar pukul 12.30, kami rombongan GMIT Lahairoi
Namosain menuju Jl. Eltari menggunakan 2 mobil truk untuk peserta yang akan
jalan kaki dan 1 mobil kontainer kapal.
Berangkat menggunakan truk
Di jalan menuju lokasi
1 jam perjalanan kami tiba di Jalan
El Tari, terlihat beberapa mobil hias sesuai dengan tema dan rombongan lainnya
sudah tiba terlebih dahulu. Tiba di lokasi saya sempat jalan-jalan untuk
memotret mobil hias dan peserta. Beberapa peserta menggunakan kostum pakaian adat
Nusa Tenggara Timur dan prajurit.
Pakaian adat di NTT
Prajurit
Pukul 14.30 satu persatu peserta dilepas. Saya sempat
mengambil gambar beberapa peserta yang menggunakan kostum...
Panglima perang Goliat
Yusuf dan Maria
Pakaian adat Batak (Gereja HKBP)
Herodes
Mobil hias pun tak kalah menarik dengan berbagai
tema.....
Musa dan Dua Loh Batu
Yunus dalam Perut Ikan
Berita Kelahiran Tuhan Yesus oleh Malaikat
Yusuf Menjadi Gubernur Mesir
Dan masih banyak lagi....
Setidaknya sebanyak dua kali hujan datang mengguyur lokasi
pawai sebelum dan selama pawai berlangsung. Beberapa peserta berteduh
menggunakan terpal sambil jalan dan beberapa peserta lainnya tidak
memperdulikan hujan.
Hujan mengguyur lokasi start
Baru sekitar pukul 17.30 rombongan kami (GMIT Jemaat Lahairoi
Namosain) memulai perjalanan pawai dengan nomor urut 67. Melintasi panggung,
para pemeran berakting sesuai dengan tema GMIT Lahairoi Namosain dengan suara
angin ribut yang datang, murid-murid berteriak, kapal mulai bergoyang
seolah-olah terombang ambing di tengah lautan, murid mengeluarkan air yang
masuk ke dalam perahu. Para penonton tidak menyangka adanya air yang akan
dibuang ke jalan, beberapa penonton tidak sempat menghindar. Hal ini membuat
sontak penonton tertawa dan bersorak. Yesus dibangunkan oleh murid-murid, Yesus
menghardik angin dan berhenti, goyangan kapal pun berhenti. Tepuk tangan yang
meriah dari penonton dapat menikmati tema ini yang tidak jauh berbeda dengan
cerita dalam alkitab. Setelah itu rombongan kami melanjutkan perjalanan sambil
bernyanyi mengangkat pujian.
Mobil Hias GMIT Lahairoi Namosain
Rombongan GMIT Lahairoi Namosain
Beberapa kali kami harus berlari mengejar mobil hias,
berhenti dan duduk sejenak...
Beristirahat
Menunggu sambil bernyanyi
Tak lupa para pemeran mengulang drama “Angin Ribut
Diredakan”. Membuat orang tertawa, menghindar dari siraman air dan bertepuk
tangan serta bersorak seakan-akan melihat secara langsung angin ribut diredakan
oleh Yesus sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Tuhan Yesus dan salah seorang murid_Nya
Perahu bergoyang
Angin ribut diredakan
Perjalanan yang cukup jauh dan membutukan tenaga yang
banyak. Tetapi kami tetap berjalan dengan penuh semangat dan penuh kegembiraan
ditambah puji-pujian yang keluar dari mulut kami. Selama perjalanan dari garis
start sampai finish, jalan dipenuhi warga yang antusias menyaksikan setiap
mobil hias dan peserta pawai yang lewat.
Warga yang sedang menonton
Untuk kegiatan besar seperti ini, pasti akan memberikan dampak
yang buruk dari orang-orang yang kurang bertanggunjawab dengan sampah sebarangan. Sampah berada dimana-mana. Tetapi sampah tidak perlu dikhawatirkan dalam kegiatan ini, menurut
penjelasan salah seorang panitia yang saya tanya terkait bagaimana dengan
sampah yang dihasilkan dari pawai ini. “Panitia sudah menyediakan mobil sampah di
belakang peserta pawai terakhir yang akan membersihkan semua sampah yang ada di
jalan” kata dia.
Foto lain yang sempat saya ambil.....
Puji-pujian
Grup marching band
Pakaian adat NTT
Pakaian adat NTT
.......
Pakaian adat NTT
Prajurit
Perempuan Yerusalem
.....
.....
Pemeran Tuhan Yesus dan Murid dari GMIT Lahairoi Namosain
0 Comments