Indonesia sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia merupakan suatu anugrah yang patut disyukuri. Taburan ribuan
pulau kecil menghiasi dan tersebar di antara pulau besar Indonesia. Jumlah
pulau-pulau kecil tersebut sebanyak 17.504 pulau. Pulau-pulau kecil di
Indonesia menyuguhkan kepada para wisatawan tentang pesona pantai dan
pemandangan bawah laut yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Diantara ribuan
pulau tersebut beberapa tersebar di sekitar Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Gili yang dalam bahasa setempat memiliki arti pulau kecil merupakan bagian dari
ribuan pulau-pulau kecil Indonesia. Gili merupakan salah satu tujuan wisata
yang banyak digemari oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Gili
Matra singkatan dari tiga Gili yang ada di Lombok yaitu Gili Meno, Gili
Air dan Gili Trawangan. Jarak yang tidak begitu jauh antar ketiga gili tersebut
menjadikan sebagai tujuan wisata yang dapat dikunjungi dengan waktu yang efisien.
Kesempatan saya untuk menginjakkan
kaki di Gili dapat terealisasi ketika mengikuti kegiatan orientasi lapangan di
salah satu lembaga pemerintahan. Walaupun pada saat itu ketiga gili tidak sempat
saya kunjungi, hanya Gili Trawangan dan Gili Meno. Hal tersebut tidak
menurunkan semangat saya untuk cepat-cepat melihat dan merasakan pesona yang
akan disuguhkan kedua gili tersebut. Perjalanan yang ditempuh selama kurang
lebih 2 jam dari Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta-Jakarta ke Bandar
Udara Internasional Lombok merupakan awal untuk merasakan sensasi yang
ditawarkan Pulau Lombok. Sesampai di Bandara Lombok kami disambut secara adat
dengan pengalungan songket khas Lombok yang merupakan hal yang baru pertama
kali saya rasakan dalam hidup saya, sesuatu yang istimewa.
Selama perjalanan ke Gili Trawangan
saya melihat pemandangan yang sungguh menakjubkan dimana birunya laut berpadu
dengan hijaunya perbukitan di Lombok dengan hamparan pohon kelapa di pantai
menyempurnakan indahnya pemandangan tersebut. Pelabuhan
Bounty merupakan tempat penyeberangan ke Gili dengan menggunakan speed boat.
Memasuki Pelabuhan Bounty dikenakan tarif retribusi tempat rekreasi dan
olahraga seperti rekreasi pantai dengan biaya terbilang sangat bersahabat. Wisatawan
domestik untuk dewasa sebesar Rp 2.000 dan anak-anak sebesar Rp 1.000,
sedangkan untuk wisatawan mancanegara sebesar Rp 5.000. Perjalanan dari
Pelabuhan Bounty ditempuh selama kurang lebih 15 menit. Setelah perjalanan dari
Bandar Udara Internasional Lombok sampai ke Pelabuhan Bounty, akhirnya pesona
Gili kelihatan di kejauhan dari speed boat yang saya gunakan untuk menyeberang
ke Gili Trawangan. Pemandangan birunya laut dan jernihnya air sekitar pantai
Gili Trawangan sungguh sedap untuk dipandang. Ditambah dengan banyaknya turis
mancanegara yang berasal dari berbagai belahan dunia menandakan bahwa Gili
Trawangan merupakan salah satu destinasi wisata yang menjadi favorit bagi para
penikmat pantai dan laut. Berbagai kegiatan dilakukan wisatan tersebut diantarnya
berjemur, berenang, snorkling, diving dan berbagai kegiatan wisata pantai lainnya.
Gili
Trawangan
Menginjakkan
kaki di
Gili Trawangan merupakan kebanggaan bagi setiap orang pecinta wisata
bahari, termasuk saya. Gili Trawangan sudah menjadi primadona wisata
pantai dan
laut di Indonesia yang memanjakan pengunjungnya dengan berbagai
akomodasi ala
dunia barat yang tetap mempertahankan budaya timur Indonesia. Keindahan
pantai
tanpa sampah merupakan pemandangan yang cukup menakjubkan yang
disuguhkan Gili
Trawangan. Disamping itu, hal yang membuat saya terkagum-kagum dengan
Gili
Trawangan adalah transportasi yang digunakan adalah transportasi bebas
polusi,
seperti sepeda dan dokar yang digunakan untuk berkeliling Gili
Trawangan, hal
ini perlu diterapkan di tempat wisata di Indonesia khususnya wisata di
pulau-pulau.
Menelusuri
lebih dalam Gili Trawangan berderetan fasilitas yang dapat memanjakan para
wisatawan. Di sepanjang jalan terpampang tempat penyewaan sepeda, penginapan
mulai dari penginapan sederhana sampai hotel yang berkelas dilengkapi kolam
renang, tempat spa, restoran dengan berbagai menu mulai dari makanan khas
Indonesia sampai makanan barat, tempat berjemur di pantai dan berbagai
fasilitas lainnya yang menjadikan para wisatawan asing maupun domestik betah
berkunjung dan berwisata ke Gili Trawangan. Setelah memanjakan mata dengan Gili
Trawangan sampai sore hari dengan bersepeda, selanjutnya menuju penginapan yang
akan saya tempati bermalam yang berada cukup jauh dari sekitar pantai. Lumbung
2 menjadi penginapan saya sebagai tempat melepas penat selama perjalanan dari
Jakarta ke Gili Trawangan. Penginapan ini dirancang dengan bangunan yang
berarsitek rumah adat Suku Sasak dilengkapi dengan kolam renang.
Keesokan harinya
perjalanan dilanjutkan ke Gili Meno dengan menggunakan kapal masyarakat sekitar
yang ditempuh kurang lebih 7 menit. Gili Meno merupakan salah satu tujuan
wisata selain Gili Trawangan. Gili Meno berbeda dengan Gili Trawangan, dimana
Gili Meno memiliki jumlah penduduk dan bangunan serta fasilitas yang lebih
sedikit dari Gili Trawangan, di Gili Meno tidak terdapat tempat penyewaan
sepede seperti di Gili Trawangan, jadi kalau ingin berkeliling Gili Meno dapat
membawa sepede sendiri, berjalan kaki, atau menyewa dokar. Pemandangan bawah
laut selama perjalanan mempertontonkan kondisi terumbu karang sungguh
memprihatinkan banyak karang yang mati dan patah, hal ini kemungkinan
diakibatkan oleh kegiatan masyarakat sekitar yang tidak bertanggung jawab.
Setelah menyandarkan kapal di Gili Meno selanjutnya melakukan snorkling sekitar pantai. Lamun merupakan ekosistem
yang pertama kali menyambut saya bersnorkling yang kondisinya cukup baik dibanding
dengan kondisi karang yang hancur.
Setelah beberapa menit snorkling saya
mendapat kesempatan melihat penyu dewasa yang berenang di kejauhan saya mencoba
untuk mendekati, tetapi penyu tersebut sangat hebat mengarungi lautan Gili
Meno, saya hanya melihat sesekali penyu tersebut menuju ke permukaan laut
mengambil oksigen untuk membantu dalam proses pernapasan. Saya terus
bersnorkling untuk mencari spot yang memiliki kondisi terumbu karang yang
bagus. Alhasil saya menemukan spot yang memiliki kondisi terumbu karang yang
cukup baik yang. Banyak ikan yang memiliki warna menarik dengan ukuran yang
bervariasi menghiasi terumbu karang tersebut, menandakan bahwa mereka adalah
penghuni sekaligus menjadikan terumbu karang menjadi rumah bagi mereka yang
memberi kenyamanan. Tak berselang beberapa lama saya melihat ular laut dengan
warna yang cukup menarik merayap diantara terumbu karang. Hal ini mengharuskan
saya cepat-cepat beranjak untuk menghindar dan menjauh dari spot tersebut
karena ular laut merupakan salah satu biota laut yang berbahaya. Setelah puas
snorkling saya kembali ke daratan untuk melepas lelah dan mencari tempat
beristirahat. Saya menikmati secangkir teh panas di salah satu warung milik
masyarakat sekitar yang berhadapan dengan laut dan di depan disuguhkan
pemandangan Gili Trawangan yang bernama Sasak Bar. Saya mendapat informasi
bahwa Gili Meno masih memiliki beberapa spot wisata diantaranya terdapat danau
asin yang terletak di dalam pulau serta adanya penangkaran penyu yang di kelola
oleh pemerintah.
Sesampai di Gili
Trawangan hari masih sore, saya sempatkan untuk mengelilingi Gili Trawangan
dengan bersepeda sebagai transportasi favorit wisatawan yang berkunjung ke Gili
Trawangan. Saya mengunjungi spot ombak sunset yang merupakan ayunan di dalam
air, tempat favorit mengambil gambar terlebih pada saat matahari terbenam. Tak
terasa malam menyelimuti Gili Trawangan. Kesempatan untuk melihat kehidupan
malam Gili Trawangan yang sungguh cemerlang dan hiruk pikuk wisatawan, beberapa
restoran menghidangkan makanan yang lezat dengan alunan musik yang ngebeat
beberapa wisatawan mancanegara menikmati hal tersebut serasa mereka berada di
negara mereka sendiri, disamping itu beberapa wisatawan menikmati malamnya Gili
Trawangan dengan bersepada dan berjalan kaki. Sungguh pemandangan yang luar
biasa wisatawan mancanegara berbaur dengan karyawan dan masyarakat lokal
menikmati malam hari di Gili Trawangan. Tak terasa waktu sudah larut malam saya
kembali ke tempat penginapan untuk melepas penat setelah seharian berkeliling
Gili Trawangan dan Gili Meno melihat pesona yang disuguhkan kedua gili kepada
siapapun yang meninjakkan kaki di tempat wisata tersebut.
Ole-Ole Khas Lombok
Keesokan harinya saya
bersiap-siap untuk meninggalkan Gili Trawangan. Perjalanan pulang dari suatu
tempat wisata serasa tidak lengkap apabila belum mencari buah tangan khas daerah
wisata yang bersangkutan. Lombok memiliki banyak tempat yang menyediakan
ole-ole khas daerah tersebut. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah toko
oleh-oleh kaos Lombok bernama Lombok Exotic Sentral Ole-Ole. Tempat ini
menawarkan kaos berdesign khas lombok mulai dari tulisan I Love Lombok, Lombok
Exotic, rumah adat lombok, Gili Trawangan, baju batik khas Lombok, pantai,
sampai design surfing, tersedia juga kain khas lombok, gantungan kunci, gelang,
patung, dan lain sebagainya dengan ukuran bervariasi. Harga yang ditawarkan
mulai dari puluh ribu sampai ratusan ribu rupiah. Tempat yang kedua yang saya
kunjungi adalah toko ole-oleh makanan khas Lombok bernama Lestari Ole-Oleh.
Toko ini menawarkan makanan dan camilan khas lombok diantaranya dodol mangga,
kue ceker, stik rumput laut, carang mas, pisang sale molen, dodol rumput laut,
dodol durian, wajik kelapa, tortilla rumput laut dan sebagainya dengan harga
yang terjangkau mulai dari belasan ribu sampai ratusan ribu rupiah. Hal yang
lebih dari toko ini adalah pengunjung dapat mencicipi makanan yang diperjualkan
sebelum membeli karena toko menyediakan tester untuk para tamu. Kedua tempat
inilah yang menjadi tempat yang wajib dikunjungi untuk membeli ole-oleh khas
Lombok....
Selain Gili Trawangan
dan Gili Meno masih banyak destinasi wisata yang dimiliki Pulau Lombok yang
pastinya harus di kunjungi para traveler. Seperti pink beach Lombok Timur,
Pantai Senggigi, Pura Batu Bolong dan Gunung Rinjani. Melihat keeksotisan yang
menjadi daya tarik membuat wisatawan jatuh cinta kepada Gili Trawangan dan Gili
Meno secara khusus dan Pulau Lombok secara umum. Hal ini membuat saya bertekad
untuk dapat menginjakkan kaki kembali di tempat tersebut lain waktu.
Gili Matra (Kiri-Kanan : Meno, Air, Trawangan)
Ayo ke Gili Traveler .......
4 Comments
Mantappppp
ReplyDeleteKeren
ReplyDeleteJadi pengen kesana lagi
Thanks bang rian
ReplyDeleteKapan2 jln ksna kalo ada wktu dan rejeki. Hehehe
Thanks bang rian
ReplyDeleteKapan2 jln ksna kalo ada wktu dan rejeki. Hehehe