Kemeriahan bulan
Desember bukan hanya dapat dirasakan dan dinikmati di Kabupaten Tana Toraja,
apalagi kabupaten ini menjadi tuan rumah diselenggarakannya acara Lovely
December. Sehingga banyak kegiatan yang dapat diikuti oleh masyarakat maupun
wisatawan dari luar daerah bahkan luar negeri, seperti Festival Foto Foto
Wisata “Alam dan Budaya Tana Toraja”, toraja night run,
toraja colour run 2016 dan masih banyak lagi. Tak
ketinggalan kabupaten tetangganya yang masih satu rumpun suku Toraja, yakni
Kabupaten Toraja Utara untuk mengisi bulan Desember dengan beberapa kegiatan,
seperti Festival Kembang Api yang telah saya
posting sebelumnya.
National Art Festival (Sumber : allevents.in)
Tak hanya itu,
salah satu kegiatan di Toraja Utara yang menarik perhatian saya adalah Toraja National Art Festival 2016. Saking tertariknya, saya dua kali
mengunjungi festival ini. Pertama pergi sendiri tetapi bertemu beberapa
keluarga dan teman di lokasi, kedua pergi bersama sepupu (Kurni) setelah
menyaksikan Festival Kembang Api di Lapangan Bakti Rantepao, seperti yang telah
saya posting.
Toraja National Art Festival 2016 merupakan
kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten Toraja Utara bersama
beberapa seniman dan pihak yang mendukung. Kegiatan ini berlokasi di Art Center
Kota Rantepao, Kabupaten Toraja Utara yang beralamat di Jl. Landorundun
belakang pertokoan. Waktu pelaksanaan sekitar 2 minggu dari 22 Desember 2016 –
3 Januari 2017 dengan tema “Bangga Indonesia, Bangga Toraja”.
Apa yang menarik
perhatian saya dari festival ini ???
Pertama, Tema. Dari Temanya saja pasti menarik perhatian
“Bangga Indonesia, Bangga Toraja”. Kenapa menarik ??? Karena kalau bicara soal
Toraja sangat menarik perhatian saya, terlebih saya Torajanese dan yang
tertarik mungkin bukan hanya saya tetapi kebanyakkan orang. Dari tema ini pasti
akan ada beberapa hal yang ditampilkan yang pastinya sangat berhubungan erat
dengan Toraja, baik alam, wisata, seni dan budaya. Hal ini pun terbukti….
Kedua, Buffalo Painting. Pertama kali melihat Buffalo Painting… yaaaa disini. Apa ini,
mungkin kalian akan bertanya ???. Ini adalah salah satu karya seni yang
bernilai estetika tinggi. Kalo kebanyakan media lukis adalah benda mati,
seperti kain, kayu dan sebagainya. Tetapi media kali ini adalah Kerbau sebagai
makhluk hidup yang menjadi ciri khas dari Suku Toraja. Kerbau menjadi salah
satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat Toraja, kerbau
digunakan dalam beberapa upacara adat, seperti Rambu Solo’ (acara kematian). Buffalo Painting, menjadi salah satu yang menarik bagi saya dan
pengujung lainnya, Tubuh kerbau di balut dengan beragam warna, merah, hijau, kuning
dan biru mulai dari kaki, ekor, tubuh, muka sampai tanduk tak lepas dari kuas
dengan beberapa motif.
Buffalo painting
Ketiga, Ide dan Kreativitas. Sebuah karya seni pasti muncul
dari ide dan kreativitas, demikian pun yang dimunculkan dalam festival ini,
selain buffalo painting ada juga
karya seni berupa kumpulan bebek warna-warni yang terbuat dari kayu yang
ditancapkan disekitaran halaman gedung dilengkapi dengan tumpukan jerami,
seolah-olah sedang mencari makan. Ada pula kumpulan semut yang disusun sangat
rapi di papan. Tak sampai disitu, daun ijuk kering yang ketika dilihat tidak
memiliki apa-apa, tetapi ditangan seniman tercipta sebuah karya seni yang luar
biasa, anyaman daun ijuk yang masih melekat di tulang daun.
Empat, Filosofi dari Art Festival. Karya seni (buffalo painting, bebek, semut, anyaman)
yang ditampilkan dan dilihat oleh para pengujung tidak lepas dari filosofi dan
makna. Dari spanduk yang saya lihat dan sempat say abaca dan dokumentasikan,
terlihat tulisan yang berisi makna dari karya seni yang luar biasa ini. Buffalo painting : Bangga
Indonesia-Bangga Toraja, Persembahan Anak Bangsa untuk Seni Budaya Indonesia. Semut : Sendiri Tiada Arti, Perpecahan
Awal Kerapuhan, Bahu Membahu Membangun Negeri, Kekompakkan Modal Kekuatan. Bebek : Beragam Warna-Beragam Suara,
Perbedaan Hanya Sisi Pandang, Keragaman Sebuah Anugrah, Damai Hakikat Terindah.
Anyaman : Saling Mengisi-Saling
Berbagi, Indah Karena Tertata, Kuat Karena Bersama. Filosofi yang penuh makna,
bukan hanya untuk dibaca, tetapi wajib untuk diterapkan dalam kehidupan
sehingga kedamaian tercipta. Damailah Toraja, Damailah Indonesia.
Bebek
Semut
Anyaman
Selain itu,
beberapa karya seni lain yang dapat dilihat disekitar halaman gedung, seperti
sebuah lukisan kepala kerbau dengan mulut yang terbuka yang medianya dari kayu.
Mulut kerbau sengaja dilubangi sehingga para pengunjung dapat berfoto,
seolah-olah sedang berada di dalam mulut kerbau.
Di dalam mulut kerbau
Keempat hal menarik
di atas baru yang terlihat dari luar gedung Art Center Kota Rantepao, belum
yang ada di dalam gedung. Apa yang ada di dalam gedung, berupa kumpulan
berbagai lukisan dengan berbagai bentuk, warna dan pastinya makna.
Beberapa lukisan
yang sempat saya abadikan….
Ada yang
berkaitan dengan Toraja, seperti Lukisan Seorang Perempuan Toraja lengkap
dengan baju adat sambal menari di depan tanduk kerbau yang sering diletakkan di
tiang bagian depan Tongkonan (rumah adat
Toraja); Lukisan Seorang nenek telah lanjut usia dengan guratan muka dan
rambut pith mengenakan baju dan penutup kepala berwarna hitam; Lukisan Adu
kerbau yang dalam Bahasa Toraja disebut Pasilaga Tedong menjadi atraksi yang
banyak menyedot penonton untuk menyaksikannya.
Gadis Toraja
Oma Toraja
Adu Kerbau (Ma' Pasilaga Tedong)
Tak hanya
lukisan yang berbau Toraja yang dipajang, tetapi beberapa lukisan lainnya,
seperti Lukisan Bapak Jokowi (Presiden
Indonesia sekarang) sambal memegang kain merah dan didepannya terdapat
seekor banteng; Lukisan Bapak Syahrul Yasin Limpo (Gubernur Sulawesi Selatan
sekarang) menoleh sambil tersenyum; Lukisan Bapak Agus Arifin Nu’mang (Wakil
Gubernur Sulawesi Selatan) bersama istri.
Bapak Jokowi dan Banteng
Bapak Syahrul Yasin Limpo
Bapak Agus Arifin Nu'mang bersama Istri
Dan masih banyak
lagi lukisan, kalo dijelaskan satu per satu mungkin akan menghabiskan ratusan
lembar…. Hehehehe
Toraja Art
Festival 2016 bisa dibilang lebih dari sebuah festival seni. Bukan hanya
menunjukkan karya seni yang memukau dan memiliki nilai seni yang tinggi, tetapi
lebih dari itu ada filosofi dengan makna yang menjadi pelajaran bagi kita semua
yang ingin disampaikan para seniman. Bukan hanya menunjukkan karya seni belaka,
tetapi menunjukkan jati diri Toraja secara khusus mulai dari adat, alam, budaya
sampai masyarakatnya yang memiliki nilai-nilai kehidupan yang terus dipelihara
sampai sekarang ini dan semoga tidak terputus dan tidak hilang sampai kapan
pun.
11 Comments
Mas, kerbaunya apa nggak rewel waktu dilukis? kok bisa ya?
ReplyDeleteKurang tau jga mbak... Pas k tkp sdh d lukis...
Deletemeoliko Toraya
ReplyDeleteAhihihih... Meoli ko Toraya... Meoli ko Toraja... Tole na ri manassa... hehehe
DeleteMeoliko Toraya ...
ReplyDeleteAhihihih... Meoli ko Toraya... Meoli ko Toraja... Tole na ri manassa... hehehe
Deletehahahahahaha,,, nang manassa liuya ke di tole-tolei
DeleteKerennnnn
ReplyDeleteAgak mirip sama budaya Minang kabau ya, nuansa Kerbau Kerbaunya terasa wkwk
Terima kasih bang...
DeleteD Minangkabau ada adu kerbau jga ???
Salam kenal
Bufallow painting itu kerbau beneran yah?
ReplyDeleteIya mas pakenya kerbau beneran, seperti foto diatas
Delete