Sebelumnya
petualangan ala Backpacker di Bandung (Part 1) telah saya ceritakan, semalaman beristirahat. Paginya kami
pun bersiap-siap untuk melanjutkan petualangan kami yang kedua dan terakhir
sebelum beranjak dari Bandung. Check out dari penginapan, memesan ojek online
dan menuju tujuan pertama kami, Museum Geologi. Menggunakan ojek online dengan
biaya sekitar Rp. 15.000, kami pun meluncur.
Museum Geologi
Di
depan museum terdapat beberapa barang yang dipamerkan, seperti sebuah pin bowling raksasa berwarna hitam
berdiri dengan kokoh. Menuju loket pembelian tiket, kami pun membayar sekitar
Rp. 5.000 dan masuk ke museum, kami pun menitipkan barang-barang kami ke tempat
penitipan barang untuk mengurangi beban yang kami bawa. Memasuki museum para
pengunjung akan di sambut sebuah koleksi berukuran besar berupa kerangka gajah.
Kerangka Gajah
Museum
Geologi sendiri terletak di Jl. Diponegoro No. 57, Cihaurgeulis, Cibeunying
Kaler, Kota Bandung. Lokasi ini strategis karena disekitarnya terdapat beberapa
tempat yang wajib dikunjungi, seperti Taman Lansia, Museum Pos dan Gedung Sate
dan itu pun tak kami lewatkan begitu saja. Museum ini diresmikan pada 16 Mei
1929. Museum Geologi menempati 2 lantai dengan ratusan ribu koleksi yang dibagi
ke dalam beberapa ruangan, seperti Ruang Peragaan Geologi Indonesia, Ruang
Peragaan Sejarah Kehidupan, Ruangan Geologi dan Kehidupan Manusai dengan tema
Sumber Daya Geologi, Manfaat dan Bencana Geologi.
Denah Museum Geologi
Saat kami
berkunjung beberapa sekolah pun berkunjung ke museum ini, membawa para murid
untuk melihat dan belajar menambah pengetahuan yang berkaitan dengan geologi. Saya
salut kepada para guru yang masih mengarahkan murid untuk ke museum. Harusnya
di sosial media menggunakan #ayokemuseum untuk mengajak anak-anak bahkan orang
dewa untuk rajin-rajin berkunjung ke museum selain refreshing dapat juga menambah
pengetahuan …..
Anak-anak yang berkunjung ke Museum Geologi
Lanjut
perjalanan kami di Museum Geologi. Kami berkeliling, melihat koleksi dan
mengambil gambar. Beberapa koleksi yang sempat saya lihat dan abadikan, seperti
Poster Pohon Keluarga, Cangkang Kerang-Kerangan Laut, Batuan, Kondisi Barang
Akibat Gunung Merapi dan masih banyak lagi. Kalo disebut satu per satu akan
menghabiskan banyak halaman… Hehehehehe…
Pohon Keluarga
Cangkang Kerang
Batu
Kondisi barang akibat Gunung Merapi
Puas
berkeliling, kami melanjutkan perjalanan ke Museum Pos… Kami berjalan kaki karena
jarak yang tidak begitu jauh. Menuju Museum Pos, kami melewati Taman Lansia.
Tak tau pasti mengapa namanya demikian, mungkin didedikasikan untuka para
lansia di Bandung. Tapi jangan salah jika berpikiran bahwa taman ini isinya
(read. pengunjung) semua lansia, ada juga anak-anak dan orang muda kok.
Taman Lansia
Menuju
Museum Pos yang terletak di Jalan Cilaki No. 73, Bandung Wetan. Tak perlu
merogoh kocek untuk masuk ke museum ini alias gratis. Museum ini terletak di
lantai dasar Pos Bandung. Memasuki museum kata teman saya ada sedikit nuansa
mistis ditambah pengunjung yang datang pada saat kami berkunjung tak ramai,
hanya kami saja.
Koleksi
dari museum ini berhubungan dengan kegiatan pos, seperti sepeda yang digunakan
mengirim surat, patung-patung pengirim pos dan masyarakat (ini yang menambah
kesan mistis), mesin ketik jaman dahulu kala, surat yang ditulis di atas daun
dan sebagainya.
Sepeda sebagai alat pembawa surat
Patung aktivitas pos
Tulisan di daun
Berkeliling
dan mengambil gambar. Setelah itu melanjutkan perjalanan ke Gedung Sate yang
terletak di Jalan Diponegoro No. 22, tak jauh dari Museum Pos hanya berjalan
kaki beberapa menit.
Gedung Sate
Gedung
Sate merupakan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan menjadi salah satu
icon wisata di Bandung. Tak tau pasti dari mana asal nama Gedung Sate tersebut,
tetapi salah satu ciri khas dari gedung ini adalah adanya sebuah ornament seperti
tusuk sate di atas menaranya. Mungkin inilah yang menjadi muasal nama gedung
ini. Disekitaran Gedung Sate tertata taman yang asri. Sayangnya saat kami
berkunjung gedung ini tidak terbuka, hanya beberapa security yang sedang
berjaga. Kami pun hanya berfoto di depan gedung ini.
Bentuk tusuk sate di menara Gedung Sate
Lanjut
ke Kebun Binatang Bandung.
Terletak
di Jalan Kebun Binatang No.6, Lebak Siliwangi, Coblong, Bandung. Karena
jaraknya yang jauh, kami pun menggunakan angkutan umum menuju ke tempat ini.
Tiket masuk seharga Rp. 20.000/orang. Saat kami berkunjung suasana kebun
binatang sangat sepi, mungkin karena bukan hari raya di tambah lagi puasa. Berkeliling
dan mengambil gambar binatang. Untuk melihat hasil potretan saya lebih banyak,
bisa kunjungi instagram saya @nando_mangan.
Kebun Binatang Bandung
Beberapa
koleksi dari kebun binatang ini, diantaranya harimau, burung, ular, komodo,
gajah, unta, monyet, zebra, tapir dan lain-lain.
Burung koleksi KB Bandung
Unta koleksi KB Bandung
Di
kebun binatang ini, petualangan kami berakhir. Kami pun menuju stasiun dan
berpisah. Saya turun di satsiun untuk kembali ke Jakarta sedangkan Mas Ulung
masih akan mengikuti kegiatan di Bandung.
Stasiun Kereta Bandung
Semoga
suatu saat bisa kembali ke Kota ini…..
1 Comments
tempat wisata bandung cocok nih buat libur natal dan akhir tahun, cocok!
ReplyDelete