Cium Idung Simbol Salam dari Nusa Tenggara Timur



Indonesia memiliki keberagamannya dan kekayaan yang luar biasa. Tidak hanya kaya akan sumber daya alam tetapi kaya akan keberagaman. Beragam bahasa, beragam agama, beragam suku, beragam bahasa, dan beragam budaya. Keberagaman budaya beberapa wilayah di Indonesia telah terkenal ke seantero dunia, diantaranya pesta kematian Suku Toraja yang mendiami dataran tinggi (pegunungan) Sulawesi Selatan, tepatnya di dua kabupaten, yakni Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara. Tidak hanya di daerah tersebut Indonesia masih memiliki banyak budaya yang tergolong unik dan mungkin sebagain orang belum mengetahuinya.

Ini salah satunya…..


Ketika anda bertemu dengan seseorang, entah itu keluarga, sahabat, teman maupun pacar anda. Mungkin sebagai salam pertemuan, anda akan berjabat tangan dan cipika cipiki (cium pipi kanan-cium pipi kiri). Namun bagi saya dan mungkin anda itu adalah hal yang sudah biasa di kehidupan sehari-hari, kita sering melihat atau bahkan melakukannya.


Namun, jauh di kutub selatan Indonesia tepatnya di Pulau Timor dan sekitarnya, Provinsi Nusa Tenggara Timur terdapat sebuah budaya yang terbilang unik. Suku yang mendiami daerah ini memiliki salam pertemuan yang beda dari kebanyakan salam dari wilayah di Indonesia. Adat unik sebagai pesona indonesia tersebut bernama Cium Idung, tetapi ada beberapa masyarakat yang menyebutnya Cium SabuWalaupun bukan hanya Suku Sabu yang melakukan tradisi ini tetapi beberapa suku, diantaranya Suku Rote dan Suku Sumba yang mendiami Pulau Timor dan sekitarnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Mungkin anda bertanya... Bagaimana Cium Idung tersebut ???... Apa yang membedakan dengan cium pertemuan di daerah Indonesia yang lainnya ???...


Pertama kali saya melihat cium idung ketika saya bersama dengan teman melakukan kunjungan pada saat lebaran, kemudian di gereja pada ibadah hari minggu. Selanjutnya ketika seorang teman saya cewek yang bersuku Sabu berulang tahun mengadakan syukuran di rumah. Sambil berkeliling memberi salam dia juga ber-cium idung ke pada para tamu yang datang, baik itu bapak-bapak dan ibu-ibu, laki-laki dan perempuan.... Kecuali saya, ketika tiba giliran saya dia hanya mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Mungkin karena saya bukan Suku Sabu jadi saya tidak mendapatkan cium sabu atau apalah, saya juga tidak tahu....


Setelah melihat beberapa orang yang melakukan Cium Idung. Saya penasaran dan memiliki beberapa pertanyaan. Kenapa namanya Cium Idung ??? Apa makna dari Cium Idung tersebut ??? Apakah Cium Idung bisa diberikan kepada orang lain di luar suku diatas ???


Saya pun mencari dan bertanya kepada orang-orang yang biasa melakukan cium idung untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan saya tersebut. Akhirnya saya mendapat jawabannya…

Jadi begini... Kalau kebanyakan orang Indonesia bertemu lalu cium pipi, berbeda dengan Cium Idung yang menggunakan hidung dalam bahasa setempat idung sebagai objek ciuman. Unik bukan... Ketika seseorang bertemu dengan seseorang yang mereka anggap keluarga dan orang terdekat, maka sambil berjabat tangan mereka akan bercium dengan saling menempelkan hidung. Inilah mengapa cium tersebut dinamakan cium idung.


Makna dari Cium Idung itu sendiri sama halnya dengan sapaan sebagai tanda keakraban dalam rumpun keluarga dan orang-orang terdekat yang sudah dilakukan secara turun temurun dari nenek moyang mereka.

Ternyata Cium Idung tidak hanya diberikan kepada sesama Suku yang mendiami Nusa Tenggara Timur, tetapi bisa dilakukan atau diberikan kepada orang di luar suku tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa suku dari luar suku Nusa Tenggara Timur tersebut dihargai dan dianggap sebagai keluarga.


Inilah salah satu budaya unik dari kutub paling selatan Indonesia, Nusa Tenggara Timur. Budaya ini harus tetap diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan diajarkan kepada anak cucu mereka, sehingga budaya ini tetap ada sampai kapan pun dan tidak akan tertelan oleh waktu dan perkembangan zaman.



Salam Cium Idung dari Nusa Tenggara Timur

Visit Nusa Tenggara Timur
Visit Pesona Indonesia

Post a Comment

2 Comments